Friday 11 January 2013

Janus


Sekarang aku tahu, kenapa Janus punya dua wajah. Menghadap ke kanan dan ke kiri. Manusia punya dua sisi, baik dan buruk. Menghadap ke depan dan belakang. Bahwa manusia memiliki masa lalu dan masa depan.

Dan untuk ia yang kamu cinta, kamu harus menerima keduanya. His/Her bad and good side, past and future. Aku menerima dan paham, bahkan sebelum aku tahu Janus. Bahwa setiap manusia memiliki keistimewaannya masing-masing. Termasuk masa lalu dan masa depannya, keburukan dan kebaikannya. I declare that all those things are fine for me.

Sedang tentang hati yang mampu memilih, pilihan itu selalu ada. Memilih untuk tetap atau berpindah. Yakin atau ndak yakin.

Memilih. Paling menyenangkan adalah ketika kamu dapat memilih. Namun, hidup tak selamanya dihadapkan dengan pilihan-pilihan kan? Atau yang lebih buruk adalah memilih namun pilihan itu ndak mau dipilih. Ada, tapi ndak terjangkau.

Aku pernah terlalu yakin sama satu hal. Tapi hanya aku yang mengamini keyakinan itu. Keyakinan itu lama kelamaan runtuh juga. Hilang. Ndak berbekas.

Saat ini, keyakinan itu kembali ada. Dan (mungkin) hanya aku yang mengamini (lagi). Dan aku tahu keyakinan yang diamini satu orang aja ndak akan pernah cukup. Keyakinan harus diamini dua orang. Dua insan.

~bukannya Aku pergi, hanya ingin membuat pilihan dan keyakinan memiliki dua pendoa. Karena satu mungkin ndak akan pernah cukup.