Sejak
saya diwisuda bulan Maret 2015 silam, dan mulai bekerja di beberapa sekolah dan
sebuah lembaga bimbingan belajar, saya merasa menjadi pribadi yang stagnan.
STAGNAN. Kata yang saya gunakan untuk menggambarkan perjalanan tahun 2015 saya
kemarin. Saya terlupa atas cita-cita yang dulu selalu digaungkan dalam hati,
tujuan hidup yang sesungguhnya ingin segera dicapai.
Bulan
Februari 2016, satu tahun sudah melakukan rutinitas baru sebagai guru, namun
masih merasa ada sesuatu yang kurang dalam diri saya. Perasaan ini jujur sangat
mengusik saya. Keterusikkan saya ini kemudian membuat saya mengambil keputusan
untuk melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
Lalu
bagaimana pembiayaannya, mengingat gaji seorang guru baru belumlah bisa untuk
saya gunakan untuk studi lanjut? Mulailah saya mencari informasi terkait
informasi beasiswa yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan saya dan mempelajari
segala prasyaratnya. Ada beberapa beasiswa yang masuk dalam list saya. Namun
ada satu beasiswa yang sangat menarik perhatian saya, sekaligus dengan
predikatnya yang konon katanya adalah beasiswa terbaik ketiga dunia. Saya
yakin, teman-teman pasti sudah bisa menebak beasiswa apa itu. Yap, LPDP!
Akhir
bulan Februari, saya memutuskan untuk mengikuti seleksi LPDP batch ke-2 tahun
2016. Setelah membuat keputusan ini saya kemudian mempersiapkan segala
persyaratan. Persyaratan untuk mendaftar beasiswa LPDP dapat dicek di sini.
Langkah
pertama yang saya ambil adalah menghubungi dosen pembimbing saya untuk minta
saran dan nasehat untuk studi lanjut saya dan yang terpenting adalah SURAT
REKOMENDASI. Beliau sangat mendukung sekali dan memberikan banyak masukan dan
nasehat. Satu surat rekomendasi pun saya kantongi. Surat Rekomendasi kedua saya
dapat dari ketua organisasi tempat saya selama ini belajar. Proses pembuatan
Surat Rekomendasi Kedua ini dilaksanakan pada saat injury time mengingat kakak
saya ini memiliki jam terbang yang sangat tinggi.
Langkah
kedua adalah melakukan tes kesehatan di Rumah Sakit Pemerintah. Tes Kesehatan
yang saya jalani terdiri dari dua paket. Paket pertama untuk Surat Keterangan
Bebas Narkoba, dan paket kedua untuk Surat Bebas TBC. Khusus Surat Bebas TBC
diwajibkan untuk candidate yang ingin melanjutkan studinya di luar negeri.
Mengenai Tes Kesehatan ini akan saya bahas dalam postingan khusus.
Langkah
ketiga, saya mulai mengumpulkan berkas-berkas ijazah dari semua tingkat
pendidikan, serta piagam-piagam penghargaan, dan sertifikat-sertifikat bukti
keikutsertaan organisasi maupun kegiatan. Kemudian berkas-berkas tersebut saya
scan dan saya bedakan ke dalam folder-folder tersendiri, dengan tujuan pada
waktu upload dokumen saya tidak kesulitan.
Langkah
keempat, saya menulis essay Sukses Terbesar dalam Hidupku dan Kontribusiku bagi
Indonesia serta menuliskan rencana studi. Terkait dengan menulis essai ini,
saya akan berbagi tips di postingan khusus.
Setelah semuanya
lengkap, saya kemudian melakukan pendaftaran online dengan terlebih dahulu
membuat akun di website LPDP. Isian dalam borang pendaftaran sangatlah banyak,
saya pribadi tidak langsung mengisi seluruh aplikasi dalam sekali duduk, namun
saya bagi dalam beberapa waktu mengingat saya memiliki jadwal mengajar.
Pada tanggal
27 Maret 2016, saya dinyatakan lulus seleksi tahap pertama dan harus mengikuti
seleksi tahap kedua yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni On The Spot Essay Writing, Leaderless Group Discussion (LGD), dan
Wawancara. Saya mengikuti seleksi di Kota Yogyakarta. Yogyakarta mendapat
jadwal tanggal 16-18 Mei 2016. Untuksaya, saya mendapat jadwal seleksi tahap kedua
pada tanggal 16 Mei 2016. Pada tanggal 10 Juni 2016, pengumuman kelulusan pun
tertulis dalam akun LPDP saya.
Bersyukur
adalah hal yang senantiasa dilakukan bahwasannya saya mendapat kesempatan untuk
kembali ke bangku perkuliahan dan memperdalam ilmu mengajar secara formal. Alhamdulillah..
Di beberapa
postingan selanjutnya, saya akan berbagi tips terkait proses seleksi beasiswa
LPDP ini. Sampai Jumpa!
Salam.