Aku mengenalmu baru
sebentar saja.
Aku mengenalmu
dengan kata yang sulit kumengerti. Aku mengenalmu dengan hal yang aku
hindari. Aku mengenalmu dengan semua yang tidak aku ingini.
Ada energi yang tidak bisa dikendalikan anak manusia. Ia mendekatkan
apa yang kamu benci hingga menjadi hal yang kamu sukai.
Energi itu mengendap-endap. Tak tahu bagaimana cara mengetuk. Ia
datang. Ia menjadi nyata. Walaupun hanya untuk satu orang.
Sekiranya aku sudah
meletakkan hati ku dalam gelas yang di dalamnya aku tuangkan kopi hitam
kesukaanmu. Tapi sepertinya kamu tetap tidak mengerti. Tidak apa-apa karena
kamu pastilah butuh waktu untuk mengerti. Seperti anak kecil yang bermain-main
hingga akhirnya ia beranjak dewasa dan mengerti.
Hati yang telah bersemi
cinta yang kuingini ada untuk mu bukanlah hati yang terburu-buru. Ia bersabar. Menanti
waktu dimana kamu datang.
Jika kelak cintamu
datang menyapaku, maka sapalah aku di kala senja dengan semburat kekuningan
dari cahaya yang sama-sama kita pahami ia adalah cahaya yang tidak akan pernah
lepas dari apa yang kita sebut jalan hidup. Ya jalan hidup kita.
Atau sapalah aku
dalam riuhnya hujan. Karena dalam riuhnya hujan aku akan mengingat rasa
kesepian yang hadir saat ini. Bukan. Bukan aku ingin mengalami kesepian lagi
setelah bersamamu, tapi saat itu akan aku rasakan kesepian yang terakhir karena
bersamamu akan aku sambut hiruk pikuk dunia.
Akankah datang masa itu? Masa dimana mimpi memiliki dua pemilik.
iiicikiwiirrrr ... :D
ReplyDeleteSemoga segera tiba masanya.. Nice blog, dek Mia.. :D
ReplyDelete