Monday 17 September 2012

Friendly Hatyai


Ehhmmm.. Setelah kemarin, Mia nulis tentang perjalanan sampai Malaysia, kini saatnya buat cerita perjalanan ke Hatyai. Ndak banyak yang bisa diceritain sih sebenernya. Mengingat dulu waktu perjalanan ke Hatyai kita ambil perjalanan malem. Dari Kuala Lumpur yang dijadwal bus kita berangkat pukul sebelas setengah (artinya setengah 12 ;p) ternyata bus nya dateng ke depan Seven Eleven pukul duabelas setengah. Padahal kami udah deg-degan kalo busnya ndak dateng. Eh, waktu kita udah hilang harapan, busnya dateng dah. Bus yang kami tumpangi namanya “Konsortum Bus Express”.

Setelah bus datang kami ndak buang-buang waktu lagi langsung dah masuk ke dalam bus. Dalam bus ini ndak ada sistem nomor tempat duduk. Jadi kami bebas mau duduk dimana. Akhirnya Mia sama Penny jadi satu tempat duduk sedangkan Mbak Atin sama Ari. Naah di sini nih Mia baru bisa tidur. :D Busnya nyaman banget euy. Sampai-sampai waktu berangkat yang duabelas setengah, Mia langsung tidur, bangun-bangun udah pukul empat setengah+satu suku alias 4.45 Waktu Malaysia. Mata mengerjap, masih pengin tidur, liat samping, Penny juga masih tidur, Langsung pasang ‘eye shade’ lagi buat lanjutin tidur. Lah, ndak sholat subuh? Jam segitu di Malaysia belum Sholat Subuh euy. Soalnya beda waktu satu jam :D Jadi asumsi Mia, itu belum waktu Sholat.

Akhirnya pukul lima setengah bus berhenti di daerah perbatasan. Namanya Ipoh. Ipoh ini kota perbatasan di sebelah Utara Malaysia. Di sini seperti pool bus kalo di Indonesia. Kami bisa makan dulu atopun Sholat. Berasa bus berhenti, kami semua bangun dan lihat jam. Langsung ambil air Wudhu, kami pun melaksanakan Sholat Subuh. Makan? Belum kepikiran sebelum sampai di Hatyai. Hehe. Berasanya masih deg-degan. (yang ngrasain ini Mia aja ato yang lain juga ngrasain hal yang sama yak?) Intinya kami belum makan waktu busnya berhenti di Ipoh.
Di sini juga paspor kami diminta sama petugas busnya, untuk diselipin kartu imigrasi. Waktu paspor diminta, Kami ndak takut misal paspor kami dibawa ato gimana, soalnya sebelum perjalanan ini, kami sudah browsing banyak hal tentang nyebrang ke daerah perbatasan. Beberapa saat kemudian, Bapaknya Arab (iya bener bapaknya karyawan bus ini orang keturunan Arab) dateng lagi nemuin kita buat ngembaliin paspor plus kartu imigrasi yang udah diisi lengkap informasi yang dibutuhkan di kartu imigrasi. Cuuusss setelah semua beres, bus kembali lagi melakukan perjalanan. Apakah masih lama? Ntahlah saat itu kami semua ndak tau masih lama atau ndak. Yang pasti setelah beberapa saat perjalanan, kami sampai di Pejabat Imigraseen Tanah Hitam Malaysia. Di kantor ini, semua harus turun namun tidak perlu menurunkan barang bawaan. Hanya penumpangnya saja. Setelah Paspor dicap dengan tanda keluar oleh petugas, kami pun masuk bus lagi. Setelah penumpang sudah komplit, bus kembali berjalan, dan hanya beberapa saat kami tiba di Kantor Imigrasi untuk masuk Negara Thailand. Di sini kami diminta turun dengan membawa barang bawaan kami.

Ndak seperti waktu di Malaysia, saat di Thailand ini banyak banget antriannya. Padahal ada tujuh loket kalo ndak salah. Loket 1-5 untuk pejalan kaki (Mia dan temen-temen lewat loket ini pemeriksaannya). Loket 6-7 untuk pengendara mobil ataupun bus. Setelah beres urusan imigrasi, kami berempat kembali ke bus dan setelah penumpang semua kembali kami pun melanjutkan perjalanan. Saat perjalanan inilah ada rasa bangga yang tiba-tiba muncul. Walaupun saya (bukan) penggemar band Melayu, mendengar lagu mereka diputar di bus waktu perjalanan menuju Hatyai itu rasanya baru aja sampai di negeri orang tapi langsung dideportasi (maksudnya kayak lagi di rumah sendiri. Soalnya kanjeng Mami penggemar W*li Band T.T) Ternyata berita-berita yang ada di Indonesia, kalo band-band kita laris manis di negeri seberang tuh bukan cuma isapan jempol aja. :D

Pukul setengah sembilan pagi akhirnya kami sampai di Hatyai. Kami diturunkan di depan loket penjualan tiket bus ke Bangkok. Kami langsung masuk ke tempat itu dan mencari tiket buat lanjut perjalanan ke Bangkok. Ada banyak pilihan waktu dan harga bus untuk menuju Bangkok. Mia dan temen-temen memutuskan buat ambil bus yang harganya 850 Baht atau sekitar 255,000 rupiah. Jadwal perjalanan masih cukup lama yakni pukul setengah 5 sore. Ndak seperti Malaysia yang beda waktu satu jam dengan indonesia, Thailand ndak punya beda waktu dengan Indonesia. Jadi setngah lima waktu Thailand berarti setengah 5 waktu Indonesia juga. :D

Seperti rencana awal, setelah beres dan mendapat tiket bus menuju Bangkok, Mia memutuskan untuk cari kounter untuk membeli nomor Thailand dan segera mengganti nomor untuk menghubungi teman-teman (baca: Lohmi dan Asma). Tidak perlu mencari cukup lama karena di depan penjual tiket ternyata ada yang jualan! Tanya tanya harga ternyata harganya 150 Baht. Yang konon akhirnya ternyata cuma isi pulsa sebesar 50 Baht. T.T

Karena sebelumnya Mia udah punya nomor handphone Lohmi dan Asma, setelah punya nomor Thailand, langsung dah hubungi mereka. Ternyata Asma masih bekerja dan Lohmi masih di Asrama temannya. Alhasil kami masih sendirian untuk beberapa saat. dan selama masa kesendirian kami ini (ceile :D ), kami memutuskan buat jalan-jalan di daerah sekitar. Setelah puas jalan-jalan, akhirnya Mia dan temen-temen bisa ngrasain kalo perut lagi laper. Karena khawatir makanan yang dijual ndak halal, seperti pesan Melina, akhirnya kami memutuskan untuk membeli nasi di Seven Eleven. Harga nasi di Seven Eleven ini beragam. Dari 27-45 baht. Dan inilah gaya waktu makan di pinggir jalan Kota Hatyai.

Nasi Seven Eleven :D
Setelah kenyang makan ada telpon masuk dari Lohmi ngasih tau kalo sebentar lagi dia datang. Setelah menutup telpon, giliran telpon dari Asma yang menginfokan kalo rumah makan punya ibunya di deket tempat kami makan tadi (T.T terlanjur makan nasi instan), kami disuruh untuk segera datang ke sana. Nama rumah makannya "Hamid Rastaurant'. Advise nih buat temen-temen yang mau berkunjung ke Hatyai bisa diagendakan buat mampir ke rastaurant ini karena restauran milik Ibu Asma menjual masakan Halal yang notabene susah dicari di sini. 

Kayaknya  tulisan bikin bosen yak guys? Miaa tampilin foto-foto aja yak. huehehe (Padahal Mia yang udah bosen :p )

Ini udah di Restoran Ibunya Asma. (Belum ada Lohmi)

Ini di Jalanan kota Hatyai

Ini tuk-tuk di Kota Hatyai. Berbeda dengan tuk-tuk yang ada di Bangkok.

Pertokoan di Kota Hatyai

Berfoto bersama Ibu Asma

Persiapan berangkat ke Bangkok

Bus jurusan Bangkok :D

Asma dan Norma, teman-teman Darmasiswa tahun 2010

Makan malam saat perjalanan ke Bangkok bersama Lohmi :D

No comments:

Post a Comment