Saturday 28 January 2012

Bandung Bermartabat

Menghilang beberapa saat dari dunia per-blog-an saya pergi ke beberapa tempat di beberapa kota. hahaa.. Gaya banget kan. Dan kalo ditelisik lebih jauh sepertinya sekarang saya kecanduan travelling. Kayaknya keren juga sih kalo misal ntar di CV saya yang bagian hobi ada tambahan kata 'travelling'. Biar ntar ada yang nanyain udah pernah travelling kemana aja. #eeaaaaa..

Naah kali ini saya ndak bakal bahas tentang isi dalam CV tapi mau cerita mengenai acara backpacking saya kemarin ke Bandung tanggal 18-20 Januari 2012. Acara berawal hanya dengan obrolan singkat dengan Mbak Atin tentang keinginan yang sama untuk menjelajah Kota Bandung. Tanpa banyak obrolan, pertimbangan, dan hal ribet lainnya, akhirnya saya menghubungi Mas Arif. Mas Arif adalah kakak kelas saya waktu di SMP yang sekarang kuliah Teknik Informatika ITB. Sama Mas Arif akhirnya nyusun rencana untuk travelling di Kota Banndung. Mas Arif ini baik banget. Jadi beliau yang susun acara dari awal kita dateng di Bandung sampai akhirnya pulang lagi. Selain dua orang yang telah disebutkan di muka, ada satu lagi orang yang ikut dalam travelling ini. Namanya Wakhid. Wakhid itu anak BEM yang saya kenal waktu ikut LKMM di Tawangmangu.

Tanggal sudah disepakati, lama hari sudah disepakati, tiket sudah fix, dan rundown acara pun sudah dibuat sama Mas Arif. Jadilah pada hari Rabu petang sekitar pukul 18.30 kita bareng-bareng (kecuali Mas Arif) berangkat ke Stasiun Jebres untuk nunggu Kereta Kahuripan yang akan membawa kita ke kota Bandung :D

Waktu itu saya dianter sama Mas dan Mba saya yang baik-baik banget.. hehe.. Saya berangkat dengan dibonceng Mba Atin. Lalu bagaimana dengan Wakhid? Katanya sih dianter temennya. Kita sampai di Stasiun  pukul 18.40 dan Wakhid datang pukul 18.50. Setelah semua kumpul tinggal nunggu kereta Kahuripan yang tiketnya kita beli hanya dengan harga Rp 35.000,00. Muraah kaan? Maklum ekonomi..  hehe...

Sesuai Jadwal, kereta datang pukul 19.15 dan berangkat pukul 19.17. Ini adalah pengalaman pertama saya naik kereta api kelas ekonomi dengan jarak tempuh jauh. Biasanya cuma naik Prameks yang sampai Yogya.. Perjalanan ke Bandung membutuhkan waktu yang cukup lama. (Lebih dari 12 jam dengan jarak Surakarta-Bandung 426 KM). Lagi-lagi yang harus dimaklumi adalah kita naik kereta ekonomi. Jadi misal ada kereta eksekutif akan lewat, kereta ekonomi harus ngalah dengan berhenti di pinggir dan memberikan jalan untuk kereta eksekutif, but so far so good. Kita sangat menikmati perjalanan ini.. Kereta ekonomi sudah tidak seperti kereta-kereta ekonomi pada era sebelum ada pembatasan penumpang. Jadi kalo bisa saya katakan dan dari cerita Mas Arif juga yang sudah berpengalaman naik kereta, kereta ekonomi dan bisnis, hampir mirip.

Setelah melalui perjalanan panjang melewati beberapa daerah seperti Purworejo, kebumen, Cilacap, Kroya, Ciawi, Nagreg akhirnya kita sampai di Stasiun Kiara Condong. Namun sebelum sampai di sini, kita melewati sebuah rel yang berupa jembatan. Lumayan menegangkan untuk pertama kali lewat sini.

Ini dia jembatanya :D
Dan ini stasiun Kiara Condong
Setelah sampai di Stasiun kemudian ndak susah sih untuk menemukan seorang mas Arif. hahaa.. Jadilah setelah ketemu kita langsung jalan.. dengan menggunakan angkot kita menuju Alun-alun kota Bandung. Di perjalanan sebenernya mau mampir ke Trans Studio untuk numpang foto-foto di depannya, tapi setelah dipikir ulang, males gilak cuma foto aja. haha. Sedangkan kalo kita masuk pengeluaran jadi membengkak. So, akhirnya kita langsung menuju Alun-alun kota Bandung. Di alun-alun terdapat Masjid Raya Bandung. Jadi ini semacam masjid Agung-nya Kota Bandung. Seperti di masjid-masjid agung lain, daerah di sekitar masjid ini juga dijuluki Kauman atau Kampung Beriman. Setelah beberapa saat melepas lelah di Masjid, akhirnya kita langsung lanjut perjalanan ke Jalan Asia Afrika.

Ini waktu di Masjid Raya kota Bandung
Sebelum sampai di jalan Asia Afrika nyempetin beli koran yang hanya dicetak di Propinsi jawa Barat dan kota Bandung aja. Saya beli Harian Pikiran Rakyat dan Bandung Ekspres. yah biar ada kenangannya lah main ke Bandung. hehe.. Waktu ke Malang dan Surabaya rada nyesel soalnya kepikiran beli koran tapi malah ndak beli. Di Jalan Asia-Afrika terdapat Gedung Merdeka dan Museum Asia Afrika. Selain itu juga ada Kantor Harian Pikiran Rakyat dan tentu saja Monumen 0Km Bandung.

Ini di depan kantor Harian Pikiran Rakyat. Belakang saya adalah
mesin ketik yang digunaakan pada awal berdirinya koran ini.


Akhirnya kesampaian foto di monumen 0KM ini. 


Ini dia jalan trotoar di Jalan Asia-Afrika
Samping Kanan saya adalah Mba Atin sedangkan samping kiri saya itu Mas Arif.
 Setelah berfoto di depan Monumen 0 km, kita menuju Braga City Walk. Braga City Walk ini adalah jalan yang lumayan terkenal di kota Bandung, di sini banyak digunakan untuk memajang lukisan, ya semacam galeri. ada Kantor Antara News juga di sini.

Ini Wakhid waktu di Braga City Walk
Dan di Jalan Braga ini saya menemukan pemandangan yang kontras mengenai bus DAMRI. Jadi seperti saya melihat bus pada zaman dahulu dan kemudian disuguhi dengan bus pada zaman sekarang.

Ini bus zaman dahulunya


Ini bus yang zaman sekarang. hehe
Setelah puas  mengeksplore Braga City Walk kemudian kita menuju Balaikota Bandung. Kalo boleh saya katakan ketika saya masuk Balaikota saya malah terbayang Kebun Binatang. hehe.. Ada Patung Badak bercula satu. di Balikota ini kita juga sekalian istrahat. Setelah dipikir-pikir dan dirasakan ternyata kita berempat sama-sama kelaparan. Alhasil langsung cari tempat makan di pinggir jalan. Ketemulah sama Lontong Opor Sapi apa ya namanya kok saya rada lupa. Di sini kita tiap orang menghabiskan uang Rp 6.000,00. Di Bandung, apabila kita tidak memesan minum kita akan disuguhi dengan teh tawar (teh tanpa gula) berbeda dengan di Solo atau Yogya yang biasanya kita dikasih air putih.

Perut Kenyang, perjalanan kemudian berlanjut ke Gang Pancasila. Oh ya perlu dijadikan catatan di Kota Bandung banyak banget Bank. entah itu bank nasional maupun bank kota dan daerah. Selain itu Kota Bandung juga menjalin hubungan dengan kota lain di dunia, yakni semacam sister city. kota Bandung memiliki sister city dengan Texas, Braunschweig, serta Kota Liuzhou. Dan yang perlu diketahui ketika kita menemukan beberapa spot di Solo yang diberi label Roti bakar bandung ato peuyeum bandung dan label-label tentang Bandung, namun ketika kita di Bandung kita ndak bakal bisa menemukan itu semua dan digantikan dengan label kota lain seperti Iga Bakar jogja, Bali Seafood, Bakso Wonogiri, dan lain-lain.

Setiap Bandung memiliki sistercity ditandai dengan adanya tugu seperti ini


Bali Seafood dari luar, kalo ke dalem ndak punya duit. hehe
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang dan lumayan membuat kaki rada pegel, akhirnya kita sampai juga di Gang pancasila temmpat kontrakan Mas Arif. Kita mampir ke sini untuk ambil motor. Nah ndak baik gimana coba mas Arif. Uda nyusunin jadwal kita, masih minjemin motor pula. hehe..

Setelah cukup istrahat dan mengisi ulang persediaan air minum di botol, akhirnya kita tancap gas untuk menuju destination selanjutnya yaitu Universitas Pendidikan Indonesia atau yang kadang lebih kita kenal dengan sebutan UPI. Yang kelak kita akan menyesal karena sudah masuk UPI ini.. haha

Bagaimana tidak menyesal dengan melihat bangunan UPI yang sebegitu luas dengan tatanan gedung-gedung yang sudah bagus dan menggunakan lift -,-
bukan bermaksud membandingkan tapi maksud apa yak. haha.. Membayangkan saja, kapan kampus saya pake lift. Kalo pake lift pasti saya jadi rajin naik turun gedung. #loh? yang  jadi pertanyaan jadi rajin atau malas? berhubung budaya kita misal dimanja malah semakin menjadi malas melakukan hal yang lebih baik dari sebelumnya.
Gelanggang Renang UPI
Saya tidak akan cerita panjang lebar mengenai UPI. Intinya UPI yang berdiri pada tahun 1954 dengan title Perguruan Tinggi Pendidikan Guru memiliki bangunan dan areal kampus yang sangat luas. Kalo kata Mba Atin kolam renang di UPI bisa digunakan untuk menyelenggarakan even Paragames dan lapangannya bisa saya gunakan untuk latian nyetir mobil. hahaa..

Oh ya mengapa kita bisa sampai di UPI alasannya tidak lain dan tidak bukan karena partner saya waktu SMA, Agus Ramelan. Sekarang menuntut ilmu di Pendidikan Teknik Elektro UPI. Senang sekali bisa bertemu di Bandung.

Agus Ramelan
Setelah puas berkeliling menyambangi UPI, kita akhirnya menuju Lembang tempat impian saya berada. OBSERVATORIUM BOSCHA. yaah seperti anak kkecil lain yang suka berandai-andai dan memimpikan sesuatu pun dengan saya. Dari sejak nonton Petualangan Sherina di VCD yang baru dibeli pada hari sebelumnya, saya sangat menginginkan untuk bisa minimal menginjakkan kaki di depan gerbang observatorium ini. Dan pada tanggal 19 Januari 2012, impian saya akhirnya tercapai. hehe

Waktu saya di BOSCHA
Karena pada saat kunjungan adalah hari kamis, kita tidak bisa masuk ke ruang teropong karena untuk perorangan jatah kunjunggan adalah hari Sabtu. Jadilah kita hanya foto-foto di depan bangunannya saja. Kalopun kita bisa masuk setiap orang akan dipungut biaya Rp 10.000,00 denggan mendapat fasilitas pendampingan dan penjelasan dari seorang guide. Untuk siswa biayanya hanya Rp 7.500,00 saja. Setelah puas di BOSCHA kita kembali lagi ke UPI. Ternyata tadi ada satu bangunan yang masih kita lewatkan. UPI memiliki gedung icon yang digunakan di semua media publikasi UPI. Gedung icon ini digunakan untuk kesekretariatan kampus..
Gedung icon UPI
Cukup berfoto-foto di depan Gedung icon UPI, tak terasa waktu terus berjalan dan harus mengucapkan 'sampai jumpa' ke Ramel. Kemudian acara berlanjut ke Museum Geologi di Jalan Diponegoro. Untuk mencapai museum ini nantinya akan melewati fly over Pasupati (hhuuaaa bagus looh).

Pukul 14.50 kita sampai di Museum Geologi. Langsung masuk ke Museum dan kemudian berkeliling beberapa saat. Saya kepisah dari temen-temen dan akhirnya mereka bingung nyari saya. hahaa.. Saya masih asik di dalam, mereka malah udah pada keluar.. Di Museum Geologi ini ada replika dinosaurus yang besar sekali.

Fosil dinosaurus yang besar banget
Museum Geologi tampak depan
Kemudian setelah dari museum Geologi cari makan siang di pinggir jalan lagi.. Kali ini kita berempat habis Rp 36.000,00 kalo dirata-rata jadi tiap anak menghabiskan Rp 9.000,00. Setelah puas makan, kita kembali ke tempat parkir dan menunggu mas Arif dan Wakhid solat ashar. Saya dan Mbak Atin sudah menjamak solat ashar dengan dhuhur ketika di UPI tadi. Setelah mereka selesai, perjalanan lanjut ke UNPAD dan hanya berfoto di depan Rektorat dan kemudian kita berpindah ke Institut Teknologi Bandung (ke ITB ini seperti membuka luka lama. hahaa). 

Waktu di ITB
Banyak banget penjelasan Mas Arif tentang ITB ini. Salah satunya adalah bunga yang berada di gerbang ITB yang saat ini berwarna ungu, ketika bulan Agustus akan berubah warna menjadi kuning. Di ITB yang merupakan eco-campuss disediakan beberapa sepeda untuk digunakan secara bebas oleh mahasiswanya. Sepeda motor mahasiswa dilarang untuk masuk wilayah kampus. Jadi tidak mengherankan kalo di ITB sepi sepeda motor. Bagian tengah kampus terdapat kolam yang dibawahnya terdapat keramik membentuk gambar NKRI. di pinggir-pinggir kolam tertulis nama-nama jurusan yang ada di ITB. 

Selain hal-hal di atas yang menarik dari ITB adalah Gedung di ITB diberi nama dengan nama donaturnya. Misalnya T. P. Rachmat dan Benny Subianto. konon untuk bisa mematri nama di sini mereka memberikan uang sejumlah 25 M Rupiah. ckckckck.. Untuk mewujudkan eco-campus juga, ITB memberikan area merokok untuk dosen maupun mahasiswa di bawah pohon yang terdapat tiang berpalang kuning. Ketika lihat ini saya tertawa ngakak.. bisa tuh diterapin di UNS juga.. Biar polusinya keserap pohon. hehe..

Setelah cukup puas mendengar cerita Mas Arif dan melihat-lihat ITB dan hari sudah mulai petang juga, kami memutuskan untuk kembali ke kontrakan mas Arif untuk mengembalikan motor dan kemudian pulang. Setelah melakukan solat maghrib di masjid dekat kontrakan mas Arif, kita langsung bersiap-siap pulang dan menuju Stasiun Kiara Condong dan (lagi-lagi) menunggu Kereta Kahuripan. Sebelum sampai di Stasiun, karena waktu masih tersisa cukup lama kita mampir untuk makan malam. Untuk makan malam, kita menghabiskan Rp 5.000,00.

Acara travelling di Kota Bandung berakhir seiring datangnya Kereta Kahuripan dari arah barat. hehe..

Jadi biaya yang saya keluarkan untuk travelling di Kota Bandung ini rinciannya adalah sebagai berikut:
Tiket PP Kereta Kahuripan Rp 70.000,00
Sarapan                            Rp  6.000,00
Makan siang                      Rp   9.000,00
makan malam                   Rp    5.000,00
Angkot 2x                        Rp    5.000,00
parkir museum                  Rp   2.000,00
Jadi total biaya yang saya keluarkan adalh Rp 97.000,00
Dengan pengeluaran di bawah seratus ribu dan kita bisa main di Kota Bandung. asiik kaan...
Ayok pada Backpacking ke Kota Bandung Bermartabat. Tapi temen-temen juga harus punya temen yang minimal sebaik Mas Arif. :D
Makasih Mas Arif yang sudah membantu banyak untuk perjalanan kita ini.. :D

Sunday 8 January 2012

Ini Bangsa AMNESIA

Sekarang ketika kehidupan belum terlalu banyak menuntut kebutuhan, aku masih bisa mengatakan bahwa aku akan menyerahkan seluruh ilmu yang telah aku terima untuk sebuah pengabdian kepada nusa dan bangsa. Namun apakah yang akan terjadi di suatu hari di masa depan ketika aku telah dipengaruhi oleh kebutuhan yang memaksa ku untuk tidak berpikir lagi tentang pengabdian?

Seperti pada sore itu setelah diskusi dengan beberapa orang tentang pendidikan, PNS, hingga pada pokok bahasan yang memang riskan dan mudah dilupakan. Pengabdian. Masih teringat jelas ketika Mas Roseno Hendratmojo mengatakan,”Saat ini kamu bisa mengatakan hal seperti itu. Tapi mari kita lihat beberapa tahun ke depan ketika kamu mulai dituntut kebutuhan. Apakah kamu akan tetap melakukan seperti yang kamu katakan sekarang?”

Sebuah pertanyaan yang menohok dan memang telah menjadi pengganggu dalam pikiranku sejak aku mengatakan bahwa ketika menjadi PNS aku akan sepenuhnya mengabdi pada negaraku. Mengabdi pada nusa bangsa tempat aku dilahirkan. Tanah merahku. Tanah dimana aku berpijak, belajar, dan bertumbuh.

Catatan ini bukanlah sebuah PENGUAT bahwa aku akan melakukan pengabdianku kelak di kemudian hari betapapun aku dituntut kebutuhan seperti apa. Namun catatan ini adalah sebuah PENGINGAT untuk ku kelak di masa depan sehingga aku tidak mengalami AMNESIA seperti apa yang terjadi pada sebagian besar penghuni negeri ini. AMNESIA bahwa mereka telah banyak membebani Negara dengan selalu menuntut dan tidak memikirkan apa yang telah mereka berikan pada Negara ini. Negara kaya yang sedang INSOMNIA karena menahan beban sendirian. Negara ini seperti orang tua yang dilupakan begitu saja oleh anak-anaknya..

Thursday 5 January 2012

Bersama: Ini Keluarga Baru

Kalo boleh cerita, ini semua berawal dari LKMM. LKMM yang menakjubkan tapi ndak sempet aku share ceritannya di blog gara-gara setelah LKMM langsung sok sibuk jadi juru tulis di ASEAN Paragames. LKMM yang memperkaya khasanah keilmuan dalam diri seorang Mia Febriana. Bukan lebay kalo aku bilang LKMM adalah tempat dimana aku tau mereka untuk pertama kalinya. Mereka yang Subhanallah sangat keren menurutku. Kalo aku menjadi mereka, mungkin keputusan yang aku ambil sangat beda. Aku memilih berhenti dan pura-pura tidak tahu menahu. Pura-pura mati kalo kata Raditya Dika. Tapi mereka ndak gitu, mereka mengambil langkah awal yang keren! Yang Indonesia membutuhkan orang-orang seperti mereka. Yang tidak hanya memilih terasing tapi juga keluar dari keterasingan untuk sebuah perbaikan.

Beberapa pertemuan dengan mereka, membuat aku semakin bersemangat dalam memperjuangkan kebenaran (kebenaran atau pembenaran? entahlah. Pada sisi ini aku masih merasa bimbang). Sempat terpikir karena mengenal mereka aku menjadi tau tentang banyak hal. Tentang hal yang selayaknya ndak aku ketahui dalam kaitanku sebagai rakyat jelata yang kadang terlalu apatis karena kalo mau aktif terhambat di tengah jalan. hahaa.. Rakyat Jelata. Rakyat yang kadang lebih bisa memahami apa yang dibutuhkan oleh orang bawah. Kembali lagi. Aku merasa dengan mengenal mereka aku masuk dalam lingkaran itu. Lingkaran yang sejak semester 1, berusaha aku hindari. Berusaha menutup mata tentang keberadaanya dan berusaha tidak masuk dalam hegemoni kawan-kawan. Tapi sekarang aku di sini. Tidak secara langsung memang, tapi sudah cukup membuat ku tetap terjaga di malam harinya.

Siang ini, di atas kursi biru yang baru datang lusa kemarin di sekre, dengan menghadap laptop yang dilayarnya banyak angka-angka dan poin-poin (karena baru ngerjain proposal), resah, galau lagi. Dan terbesit sesuatu (yang astagfirullah jangan sampai terbesit lagi). "Kadang mengetahui sedikit itu membahagiakan dan yang mengetahui banyak hal itu  menyedihkan". Pemikiran konyol kalo aku pikir. Mana tanggung jawabku sebagai seorang manusia pembelajar? ckck.

Tidak ada penyesalan mengenal mereka. Mereka yang berani keluar dari sebuah sistem yang mengakar. Mereka yang menjadi pemantik. Mereka yang menjadi air di padang gersang. Mereka yang menjadi perintis bukan pengekor (udah ah lebay nya). Dan hal lain yang keren-keren.

Dari mereka aku lebih banyak belajar tentang perjuangan, dan semangat. Mereka memberikan pembelajaran lebih ketika dua bulan lalu aku berpikir, bahwa aku tidak meningkat. Bahwa aku berada dalam level aman. Mereka mengajarkan tentang banyak hal. Tentang sebuah KESOLIDAN.

Mereka yang tetap bisa tertawa apapun yang terjadi di depan mereka. Aku selalu berpikir dan berprinsip bahwa seorang yang keren adalah orang yang bisa menertawakan kegagalan. Dan itulah mereka. Mereka yang aku anggap sebagai sebuah keluarga sekarang (yang entah mereka menganggapku bagaimana, karena aku sudah jatuh cinta duluan, haha).

Yang ingin aku sampaikan, ini adalah sebuah awal. Awal dimana sebuah perubahan akan tercipta. Dimana dalam setiap perubahan harus ada seorang perintis. Walaupun kita lebih mengenal Ir Soekarno daripada Wahidin Sudirohusodo, yakinlah perjuangan kita saat ini adalah sebuah pencapaian yang LUAR BIASA. Tetap SEMANGAT dalam BERKARYA untuk mencapai KESUKSESAN.

Ini Keluarga barunya Mia Febriana, BERSAMA :D
5 januari 2012, 2.55 AM

-Kalo kita lebih mengenal Joko Widodo daripada Bibit Waluyo, itu sebuah kebenaran-
(Mia jangan bandel deh -,- )

Monday 2 January 2012

2012, Hujan, dan Kolam Ikan Mujair

2012. Kalo sudah baca bukunya Lawrence E. Joseph yang judulnya 'Investigasi Akhir Zaman' pasti tau deh apa aja 'yang katanya' bakal terjadi di tahun 2012. Tapi, aku nulis ini bukan buat cerita tentang resensi bukunya beliau ya, tapi mau cerita tentang pengalaman di hari pertama tahun 2012. Ayok dah disimak!

Rencana nya karena hari jumat kemarin kuliah semester 3 sudah selesae semua, hari senin tinggal santai kan, aku berencana untuk pulang kampung setelah sebulan ndak menikmati suasana rumah yang selalu saja terbayang-bayang di pikiran ketika mulai lelah dengan aktivitas. Hari sabtu diputuskan lah untuk pulang ke rumah. Rencana ingin balik hari Senin, pupus sudah ketika Kaprodi memanggil untuk ngasiih tugas menyambut tamu dari Ponorogo. Alhasil, ya sudahlah Minggu balik.

Nah, ini ceritanya sudah hari minggu. Tanggal 1 Januari 2012. Setelah semalaman tidur dan tidak menghiraukan hingar bingar dunia di luar rumah, aku terbangun oleh suara dering sms dari seorang teman. Langsung terbangun dan melihat jam di Handphone sudah pukul 4.44 am. padahal rencana mau tidur 3jam aja lah ini kok molor. Setelah mengerjap-ngerjapkan mata, terbangun dan melihat netbook bercover 'super mario' yang belakangan menemaniku kemana-mana. Hari ini rencana balik Solo pukul 11. jadi masih ada beberapa saat untuk sekedar menyetrika baju-baju yang kemarin aku bawa pulang gara-gara terdesak keinginan untuk segera pulang jadi ndk sempet nyuci di Solo.

Jam quartz yang sudah menemani selama hampir 2 tahun tergeletak begitu saja di atas meja dan menunjukkan pukul 10. Bersiap akan berangkat ke Solo namun mendapat sms dari simbok kalo jalan menuju Wonogiri Kota macet sepanjang 8 km (nooh, masih ada yang bilang kalo Wonogiri itu ndeso? kebukti kan sekarang kalo Wonogiri kota. ituuuuhh sekarang punya penyakit kayak penyakit kronisnya metropolitan, MACET!).

Naaahh pantesan dari tadi jalanan depan rumah sepi, ndak ada motor, bis, atau apapun yang lewat. Lah ternyata macet toh. Mengetahui ini, niat berangkat ke Solo urung dilaksanakan. Masuk lagi ke dalam kamar dan tidur lagi. Kenapa tidur? ini adalah cara terampuh untuk menghilangkan kekesalan. Niat nya yaa jadi anak baik. Liburan di rumah tapi masih mau ngerjain proposal kegiatan kampus. Waktu baru download email kiriman temen-temen, langsung deh komputer warnet nampilin warning banyak banget kalo komputer terinfeksi virus. aiiisshhhh... Bukannya gimana-gimana, tapi ini flashdisk penting keserang virus lah.. Anggep ndak punya flashdisk deh yaa untuk beberapa hari T.T
Lanjut ke cerita awal, bangun tidur keinget lagi rencana mau balik Solo, karena di rumah sendirian dan tadi sudah pamit ke ortu kalo aku mau balik Solo, keburu sore, langsung deh tancap beres-beres siap-siap berangkat. Ngobrol-ngobrol sama bapak-bapak yang lewat di depan rumah, ternyata jalan di Wonogiri masih macet parah, alhasil aku putuskan ambil rute jalan memutar lewat Kelir dan kemudian Sukoharjo, seperti yang disarankan bapak yang lewat depan rumah tadi. Ini aku asal berangkat aja tanpa memikirkan rutenya dulu. Padahal  sama sekali blank sama rute jalannya. Emang dulu pernah diajak Bapak lewat rute itu, tapi ya kalo kita tinggal duduk sambil liat pemandangan tanpa melakukannya langsung kan ya jadinya lupa-lupa ingat. Ya udah dengan berbekal (hanya) kepercayaan diri tinggi, akhirnya pukul 2.30 memutuskan berangkat ke Solo melewati rute memutar.

Perjalanan selama 20 menit, asik banget. Rute jalannya turun, naik, ya emang belokan rada curam, tapi tetep asik, jalanan mulus, kanan kiri pemandangan pegunungan dan sungai mengalir. Walaupun aliran sungai nya deras banget, tapi tetep indah buat dinikmatin. yaa perjalanan selama 20 menit, dilalui dengan sangat mudah, gampang, dan mneyenangkan. Karena perjuangan baru akan dimulai pada pukul 3.00 ketika mulai memasuki daerah kabupaten Sukoharjo.

Setelah melewati jalanan asik tadi, tibalah jalanan yang sedikit (hanya sedikit) rusak namun bisa ditoleransi. Lama kelamaan awan mendung semakin bergelayut dan kemudian turunlah HUJAN. Hujan mulai ketika aku memasuki daerah Weru, Sukoharjo. Dan dari sinilah perjuangan dan petualangan dimulai. Kalo tadi ketikaa di jalanan Semin dan sebelumnya, ketika jalanan masih mulus bisa memacu vario hingga 70km/jam, sekarang aalih-alih macu kecepatan sampai segitu, baru mau maasuk 40km/jam aja, langsung kena lubang yang dalemnya ndak tanggung-tanggung, sekitar 15 cm. Ya karena aku manusia dan bukan keledai, sekali kena lubang, ndak mungkin lah kena lubang lagi.  Mulai calm dengan hanya berkendara 30 km/jam. Rute jalannan di sini tidak lagi seindah sebelumnya. lubang yang tadi aku tabrak diawall ternyata merupakan pembuka dari lubang-lubang lain di depan. dan lubang-lubang lain itu ndak hanya 15 cm lagi, tapi 20, 25, 30 dan kelipatan 5 sm yang lainnya. Jalanan rusak parah, hujan  pula. Ketika melihat lubang di depan mata yang tergenang air seolah-olah baru melihat KOLAM IKAN MUJAIR yang dulu waktu masih Sekolah Dasar sering aku saksikan di rumah salah satu temanku. Bagaimana aku ndak melihatnya sebagai sebuah kolam ikan mujair? dengan kedalaman lubang yang mencapai 30 cm di pinggir jalan dan rintik hujan yang menyertainya, itu seperti ada ikan mujair di dalem lubang jalanan. Bisa bayangin ndak temen-temen? hehe..

Frustasi dengan keadaan seperti ini, akhirnya berhenti sejenak untuk 'pura-pura berteduh dan menanyakan jalan ke Solo. Ibu-ibu tua yang aku tanya menunjukkkan arah dengan semangat sekali dan mengasihani aku yang sendirian menempuh jalanan 'seperti itu'. Padahal wajahku sumringah loh, ndak nampakin muka lesu. Ibunya lebay deh.. haha..

Hujan yang mengguyur hari ini tidak seperti hujan-hujan sebelumnya yang aku suka. Hujannya begitu tidak bersahabat karena disertai kegelapan yang bergelayut. Aku menyukai hujan dan selalu melihat hujan dari sisi positif. Tapi hujan yang aku temui hari ini berbeda. Ia bermuka muram dan ingin menelan manusia. Banjir dimana-mana, angin besar, dan tumpahan air yang terasa perih di kulit. Ini bukan hujan yang biasa. Hujan. Temanku yang sudah jenuh dengan keadaan lingkungan yang semakin hari semakin menyedihkan.

Pemuda, lakukan segala yang kamu bisa untuk lingkunganmu. Ingatlah bahwa kesuksesan adalah perpaduan dari tiga elemen yang saling mendukung. Salah satu elemen itu adalah alam atau lingkungan sekitar.

SUKSESKANN 2012! :D