Sekarang ketika kehidupan belum terlalu banyak menuntut kebutuhan, aku masih bisa mengatakan bahwa aku akan menyerahkan seluruh ilmu yang telah aku terima untuk sebuah pengabdian kepada nusa dan bangsa. Namun apakah yang akan terjadi di suatu hari di masa depan ketika aku telah dipengaruhi oleh kebutuhan yang memaksa ku untuk tidak berpikir lagi tentang pengabdian?
Seperti pada sore itu setelah diskusi dengan beberapa orang tentang pendidikan, PNS, hingga pada pokok bahasan yang memang riskan dan mudah dilupakan. Pengabdian. Masih teringat jelas ketika Mas Roseno Hendratmojo mengatakan,”Saat ini kamu bisa mengatakan hal seperti itu. Tapi mari kita lihat beberapa tahun ke depan ketika kamu mulai dituntut kebutuhan. Apakah kamu akan tetap melakukan seperti yang kamu katakan sekarang?”
Sebuah pertanyaan yang menohok dan memang telah menjadi pengganggu dalam pikiranku sejak aku mengatakan bahwa ketika menjadi PNS aku akan sepenuhnya mengabdi pada negaraku. Mengabdi pada nusa bangsa tempat aku dilahirkan. Tanah merahku. Tanah dimana aku berpijak, belajar, dan bertumbuh.
Catatan ini bukanlah sebuah PENGUAT bahwa aku akan melakukan pengabdianku kelak di kemudian hari betapapun aku dituntut kebutuhan seperti apa. Namun catatan ini adalah sebuah PENGINGAT untuk ku kelak di masa depan sehingga aku tidak mengalami AMNESIA seperti apa yang terjadi pada sebagian besar penghuni negeri ini. AMNESIA bahwa mereka telah banyak membebani Negara dengan selalu menuntut dan tidak memikirkan apa yang telah mereka berikan pada Negara ini. Negara kaya yang sedang INSOMNIA karena menahan beban sendirian. Negara ini seperti orang tua yang dilupakan begitu saja oleh anak-anaknya..
No comments:
Post a Comment