Sunday, 9 September 2012

Touchdown Malaysia!


Yay! Setelah kemarin nulis acara di konferensi sekarang giliran nulis cerita backpacking dah kayak janji ke temen-temen kemarin. Hueee pembaca mari kita mulai saja. Karena waktu pengajuan proposal kemarin, kami (Penny, Ari, Mbak Atin dan saya) ndak ngajuin biaya buat jalan-jalan cuma ngajuin biaya buat konferensi  (iyaalah emang wak*l rakyat minta duit buat jalan-jalan. Ups!) jadilah kami jalan-jalan dengan budget yang minim yang mengakibatkan kami tambah hemat.

Pukul 10.00 Mia dianter sama Babe, Kanjeng Mami, sama Mas Novi berangkat ke Ahmad Yani International Airport. Kenapa di Semarang? Karena dapet tiket murahnya yang keberangkatan dari sana T.T Lalu bagaimana dengan Penny, Ari dan Mbak Atin? Mereka sudah menunggu di Terminal Boyolali. Pukul 12.00, dengan Mas Novi yang nyetir mobil akhirnya rombongan keluarga Mia sampe dah di Terminal Boyolali. Udah siang gitu, akhirnya kami memutuskan untuk ibadah Sholat Dhuhur dan Ashar sekaligus. Setelah kelar, pukul 12.30, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke bandara setelah sebelumnya pamitan sama orang tua Penny. Ada hambatan waktu perjalanan ini. Jalanan menuju Semarang tepatnya di daerah Salatiga macet panjang. Lalu lintas beneren ndak ketata waktu itu. Akhirnya kemudi diambil alih sama Babe dan syuuuuunnnggggg keluar dah dari kemacetan. Emang keren nih Babe! :D

Berbekal sms arahan dari Tante Firstya pada hari sebelumnya (makasih tante!) akhirnya pukul 15.00 kami sampai di Bandara. Sambil nungguin Mbak Atin nukerin uang di loket dan Kanjeng Mami sama Mas Novi yang langsung mojok ke KFC, Mia liat jadwal penerbangan. So far ndak ada pemberitaan pesawat delay. Bagus!

Pukul 15.30, dirasa udah capek berdiri, akhirnya Babe nyuruh kita masuk boarding room aja biar bisa duduk-duduk, dan lagi biar Babe, Kanjeng Mami sama Mas Novi ndak kemaleman pulang ke Wonogiri nya. Akhirnya pun Mia dadah dadah lebay di jalan masuk Boarding Room sampai diliatin para porter -,-

Jadwal penerbangan ke Kuala Lumpur dengan Maskapai Air Asia berangkat pukul 17.30. Masih ada dua jam lagi buat berangkat. Setelah bayar airport tax sebesar Rp 100.000,00 per passenger kami menuju Boarding Room. Karena di Ahmad Yani jarang ada penerbangan internasional, waktu kami ingin masuk ke Boarding Room, Boarding Room nya belum buka (beneran baru kali ini nemu bandara yang Boarding Roomnya belum buka T.T). Kami pun menunggu di Waiting Room deket Boarding Room itu. Banyak banget passenger yang juga nunggu. Ada yang tiduran, ada yang cakap-cakap sama temennya. Ketersediaan Waiting Room sama jumlah passenger ndak sepadan akhirnya pun jadi overload gitu keadaannya. Ada AC tapi tetep gerah. Ternyata begini nasib bandara kecil yak T.T

Waktu di Waiting Room. Belakang Mia ada Penny.
Pukul 16.25, ada panggilan dari pengeras suara bahwa passenger Maskapai Air Asia tujuan Kuala Lumpur dipersila untuk masuk ke Boarding Room. Gara-gara kami kebanyakan bengong di Waiting Room dan lagi Penny baru kelar makan, kami udah keduluan passenger lain buat masuk ke Boarding Room. Antriannya panjang euy. Akhirnya kami nungguin aja biar rada nyusut dulu antriannya. Setelah dirasa sepi, baru dah kami ikut ngantri. Untuk menuju ke Boarding Room kami harus melewati bagian imigrasi dulu. Ada cerita lucu sih waktu di bagian imigrasi ini, but I won’t to tell you about that. Buat Mia itu embarrassing tapi buat Penny dan yang lain itu lucu! Gimana coba? Masa Mia mau cerita hal memalukkan. Mending diskip aja yak :p

Boarding room Ahmad Yani IA letaknya di lantai 1. Jadi bisa liat bannya pesawat dah! Hehe.. Ada pengumuman pesawat Air Asia jenis Airbus dateng tepat waktu, Alhamdulillah ndak delay :D Setelah petugas bandara mengumumkan agar passenger bersiap-siap masuk ke pesawat, dengan langkah gontai gara-gara ngantuk (sebelumnya Mia sempet tidur di Boarding Room -,-) akhirnya kami pun mengikuti antrian untuk masuk. Ada pesawat segede Airbus kenape ndak dimanfaatin buat objek foto, kami pun akhirnya foto bersama dulu dengan background pesawat Air Asia a True Malaysian (ini tulisan di pesawatnya). Dan ini hasilnya:

Dari Kiri : Ari, Mia, Penny

A long journey menuju Bangkok pun dimulai. Oh ya Mia belum cerita yak kenapa tujuan Bangkok tapi ambil penerbangan ke Kuala Lumpur? Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk menghemat biaya perjalanan yang sangat minim sekali -,- Perjalanan pesawat dari Semarang ke Kuala Lumpur memakan waktu dua jam. Ada perbedaan satu jam antara Semarang dan Kuala Lumpur, so kami sampai di Kuala Lumpur pukul 20.40 waktu Malaysia. Karena ini penerbangan murah meriah (cuma Rp 320.000,00) kami ndak turun di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) tapi turun di Low Cost Carrier Terminal (LCCT) dari namanya udah bisa diprediksi sendiri gimana keadaan di terminal ini kan ya T.T jarak turun dari pesawat sampai ke bandaranya juauh euy! Kami sih menikmati aja secara bayar murah ya harus mau berjuang dong. Huehehe. Setelah melewati bagian imigrasi Malaysia dan sebelum melanjutkan perjalanan kami melaksanakan sholat jamak takhir dulu (sholat maghrib dan isya sekaligus).

Ngantri di Imigrasi Malaysia

Setelah kelar berdoa, Mia dan temen-temen keluar dari bandara untuk selanjutnya mencari dimana shuttle bus menuju terminal Puduraya. Kenapa ke Terminal? Soalnya kami mau naik bus sampai di Hatyai, rumah Asma mahasiswa darmasiswa yang dulu kuliah di UNS. Dengan tujuan sekalian bersilaturahmi dengan temen-temen darmasiswa yang lain juga, kami pun mantap untuk melakukan perjalanan darat ini.

Keluar dari prayer room, ini apa ndak ada shuttle bus. Eh langsung keinget cerita Lohmi (temen darmasiswa juga) kalo bangunan LCCT itu bentuknya U. buat dapet shuttle bus harus jalan rada jauh ke bangunan yang bentuknya lorong. Kami pun berjalan sesuai arahan Lohmi waktu seminggu sebelum keberangkatan kami. Naaah akhirnya halte tempat busnya pun ketemu. Ndak serta merta kami dapet bus untuk ke terminal Puduraya, tapi kami harus menunggu dulu di Platform number 3. Dengan keadaan sekeliling yang semuanya cakap bahasa Melayu, dan keadaan mata yang kriyip-kriyip gara-gara di pesawat jagain Penny kalo dia tiba-tiba mabuk udara (ndak sempet tidur jadinya), Mia pun coba-coba untuk cakap Melayu juga. Tapi tetep aja hasil suara yang keluar dari pita suara tetep awkward -,-

Setelah sekitar 10 menit menunggu bus untuk ke terminal Puduraya, oh ya selain bus jurusan terminal Puduraya, di Halte ini juga menyediakan bus menuju KL Sentral (stasiun Kereta Api nya Kuala Lumpur), akhirnya bus menuju Terminal Puduraya pun datang. Kami langsung naik dengan sebelumnya Ari dan Mbak Atin naruh ransel di bagasi. Untuk menuju ke Puduraya tiap orang dikenai biaya 8RM atau sekitar Rp 24.000,00 (dengan perhitungan kurs 1RM sama dengan Rp 3.000,00). Perjalanan menuju puduraya ini memakan waktu kurang lebih sejam. Di bus ini pun Mia tetep ndak bisa tidur, mungkin gara-gara di tempat baru bawaannya pengin liat pemandangan yak :D Perjalanan ke Terminal Puduraya, melewati KLIA juga. Btw, karena karakteristiknya Mia kalo laper ataupun ngantuk otaknya susah connect, waktu ada tulisan besar KLIA di sepanjang jalan, mikirnya KLIA itu tempat pengisian bahan bakar padahal sebelum-sebelumnya juga tau itu bandara nya Malaysia. T.T Baru paginya setelah sarapan di Hatyai Mia baru inget apa sebenarnya KLIA itu T.T

Pukul 22.40 kami pun sampai di Pudu Station. Karena belum pernah ke Kuala Lumpur sebelumnya, jadi bingung ini sebenernya udah sampai belum. Ternyata gelagat kebingungan kami ini ditangkap dengan tepat sama Pakcik Baik Hati. Waktu Mia turun dari bus, Pakcik udan nunggu kami. Pakcik nanya,’Adek mau ke Pudu Stastion?’ dengan wajah polos Mia jawab, ‘iya Pakcik’. ‘Baiklah sila ikut saya’. Alhasil kami berempat pun mengekor Pakcik seperti anak ayam ngikutin induk ayam. Huehehe.. Ternyata jarak kami turun dari bus ke Pudu Station lumayan juga jadi kami pun jalan kaki melewati beberapa bangunan Malaysia yang kelak waktu kami pulang dari Bangkok bakalan kami explore habis-habisan. :D

Setelah berjalan kurang lebih lima menit akhirnya kami pun sampai di Pudu Stastion. Walaupun ini terminal bus, tapi jangan bayangkan kalo keadaannya kayak Terminal Pulo Gadung ato Terminal Lebak Bulus. BEDA BANGET! Bukan maksud mau baik-baikin fasilitas di Negara orang, tapi Mia di sini mau cerita sejujurnya #cieileee… jadi bangunan Pudu Station ini ndak menyerupai terminal bus di Indonesia, tapi lebih menyerupai Mall. Fasilitasnya lengkap dan ada tempat penitipan barangnya juga. Dengan dibantu Pakcik Baik Hati akhirnya kami pun sampai di Loket Pembelian tiket bus ‘Suasana Edaran’. Untuk advise juga nih besok kalo temen-temen pada jalan-jalan ke Malaysia, dan mau beli tiket bus, mending ke tempat Makcik ini. Makciknya baik hati dan suka ngasih diskon. Huehehe.. Apakah di KL ndak ada calo? Tentu ada. Di sini calo dijuluki sebagai Ulat Tiket. Di depan bangunan Pudu Station juga ada tulisan ‘hati-hati Ulat Tiket.’ Sebenarnya waktu masuk Pudu Station kami berempat, berlima dengan Pakcik sudah diikuti beberapa Ulat tiket. Tapi berkat Pakcik Baik Hati, kami pun terselamatkan dari rayuan mereka.

Setelah memastikan kami dapat tiket ke Hatyai, Pakcik baik hati pun membeli tiket untuk pulang ke daerah asalnya. Konon sebelum Pakcik pergi, mia sempet ngobrol sedikit (karena bujukan dari calo itu bikin suasana hectic, jadi ngobrol dikit aja), waktu Mia ngobrol akhirnya diketahui ternyata kami dengan Pakcik tadi sama-sama berangkat dari Semarang. Sebelum pergi Pakcik berpesan, kalo di KL agar jangan pernah beli tiket dari Ulat Tiket. Beli aja ke Loket. Kami manggut-manggut dan akhirnya kami melambaikan tangan untuk Pakcik dengan terus bilang ‘makasih Pakcik’. Dan yang disesali, kami lupa menanyakan nama Pakcik Baik Hati ini T.T

Tiket udah di tangan, keberangkatan masih setengah jam lagi, kami pun duduk-duduk di Waiting Room sambil nunggu instruksi dari Makcik untuk menuju bus. Di tiket tertulis bahwa bus akan berhenti di depan Seven Eleven. Setelah Makcik menyuruh kami turun, dengan  diantar oleh petugas yang pake baju kuning, kami pun kemudian berada di depan Toko Seven Eleven. Untuk diketahui aja Seven Eleven ini modelnya kayak Indomaret dan Alfamart kalo di Indonesia. Dan di KL, Bangkok, dan Singapore, Seven Eleven ini menjamur banget keberadaannya! Alias banyak euy! Sedikit haus, kami meutuskan untuk membawa bekal air mineral seharga 1.30 RM dari Seven Eleven. Daaann pukul 00.30, bus menuju Hatyai akhirnya datang. Kami pun langsung naik bus dan menikmati malam dengan tidur nyaman di coach bus ‘Konsortum Bus Ekspres’ yang jarak antar kursinya lebar banget! Nyaman dan Tentram buat tidur. Huehehe..

Coming Soon cerita Hatyai!

Rincian Biaya First Day:
Tiket Pesawat Air Asia tujuan KL      = Rp 320.000,00
Airport Tax                                            = Rp 100.000,00
Shuttle bus                                            = RM 8 (Rp 24.000,00)
Bus KL-Hatyai                                        = RM 50 (Rp 150.000,00)
Air mineral 7/11                                    = RM 1.30 (Rp 3.900)
Total                                                         = Rp 597.900,00 (kurs 1 RM sama dengan Rp 3.000,00)

No comments:

Post a Comment