Yay!
Setelah kemarin nulis acara di konferensi sekarang giliran nulis cerita
backpacking dah kayak janji ke temen-temen kemarin. Hueee pembaca mari kita
mulai saja. Karena waktu pengajuan proposal kemarin, kami (Penny, Ari, Mbak
Atin dan saya) ndak ngajuin biaya buat jalan-jalan cuma ngajuin biaya buat
konferensi (iyaalah emang wak*l rakyat
minta duit buat jalan-jalan. Ups!) jadilah kami jalan-jalan dengan budget yang
minim yang mengakibatkan kami tambah hemat.
Pukul
10.00 Mia dianter sama Babe, Kanjeng Mami, sama Mas Novi berangkat ke Ahmad Yani International Airport. Kenapa di Semarang? Karena dapet tiket
murahnya yang keberangkatan dari sana T.T Lalu bagaimana dengan Penny, Ari dan
Mbak Atin? Mereka sudah menunggu di Terminal Boyolali. Pukul 12.00, dengan Mas
Novi yang nyetir mobil akhirnya rombongan keluarga Mia sampe dah di Terminal
Boyolali. Udah siang gitu, akhirnya kami memutuskan untuk ibadah Sholat Dhuhur
dan Ashar sekaligus. Setelah kelar, pukul 12.30, akhirnya kami melanjutkan
perjalanan ke bandara setelah sebelumnya pamitan sama orang tua Penny. Ada
hambatan waktu perjalanan ini. Jalanan menuju Semarang tepatnya di daerah
Salatiga macet panjang. Lalu lintas beneren ndak ketata waktu itu. Akhirnya
kemudi diambil alih sama Babe dan syuuuuunnnggggg
keluar dah dari kemacetan. Emang keren nih Babe! :D
Berbekal
sms arahan dari Tante Firstya pada hari sebelumnya (makasih tante!) akhirnya
pukul 15.00 kami sampai di Bandara. Sambil nungguin Mbak Atin nukerin uang di
loket dan Kanjeng Mami sama Mas Novi yang langsung mojok ke KFC, Mia liat
jadwal penerbangan. So far ndak ada
pemberitaan pesawat delay. Bagus!
Pukul
15.30, dirasa udah capek berdiri, akhirnya Babe nyuruh kita masuk boarding room
aja biar bisa duduk-duduk, dan lagi biar Babe, Kanjeng Mami sama Mas Novi ndak
kemaleman pulang ke Wonogiri nya. Akhirnya pun Mia dadah dadah lebay di jalan
masuk Boarding Room sampai diliatin para porter -,-
Jadwal
penerbangan ke Kuala Lumpur dengan Maskapai Air Asia berangkat pukul 17.30.
Masih ada dua jam lagi buat berangkat. Setelah bayar airport tax sebesar Rp 100.000,00 per passenger kami menuju
Boarding Room. Karena di Ahmad Yani jarang ada penerbangan internasional, waktu
kami ingin masuk ke Boarding Room, Boarding Room nya belum buka (beneran baru
kali ini nemu bandara yang Boarding Roomnya belum buka T.T). Kami pun menunggu
di Waiting Room deket Boarding Room itu. Banyak banget passenger yang juga
nunggu. Ada yang tiduran, ada yang cakap-cakap sama temennya. Ketersediaan
Waiting Room sama jumlah passenger ndak sepadan akhirnya pun jadi overload gitu keadaannya. Ada AC tapi
tetep gerah. Ternyata begini nasib bandara kecil yak T.T
Waktu di Waiting Room. Belakang Mia ada Penny. |
Pukul
16.25, ada panggilan dari pengeras suara bahwa passenger Maskapai Air Asia
tujuan Kuala Lumpur dipersila untuk masuk ke Boarding Room. Gara-gara kami
kebanyakan bengong di Waiting Room dan lagi Penny baru kelar makan, kami udah
keduluan passenger lain buat masuk ke Boarding Room. Antriannya panjang euy. Akhirnya kami nungguin aja biar
rada nyusut dulu antriannya. Setelah dirasa sepi, baru dah kami ikut ngantri.
Untuk menuju ke Boarding Room kami harus melewati bagian imigrasi dulu. Ada
cerita lucu sih waktu di bagian imigrasi ini, but I won’t to tell you about that. Buat Mia itu embarrassing tapi buat Penny dan yang
lain itu lucu! Gimana coba? Masa Mia mau cerita hal memalukkan. Mending diskip
aja yak :p
Boarding
room Ahmad Yani IA letaknya di lantai 1. Jadi bisa liat bannya pesawat dah!
Hehe.. Ada pengumuman pesawat Air Asia jenis Airbus dateng tepat waktu, Alhamdulillah ndak delay :D Setelah
petugas bandara mengumumkan agar passenger bersiap-siap masuk ke pesawat,
dengan langkah gontai gara-gara ngantuk (sebelumnya Mia sempet tidur di
Boarding Room -,-) akhirnya kami pun mengikuti antrian untuk masuk. Ada pesawat
segede Airbus kenape ndak dimanfaatin buat objek foto, kami pun akhirnya foto
bersama dulu dengan background pesawat
Air Asia a True Malaysian (ini
tulisan di pesawatnya). Dan ini hasilnya:
Dari Kiri : Ari, Mia, Penny |
A long journey menuju Bangkok pun
dimulai. Oh ya Mia belum cerita yak kenapa tujuan Bangkok tapi ambil
penerbangan ke Kuala Lumpur? Hal ini tidak lain dan tidak bukan untuk menghemat
biaya perjalanan yang sangat minim sekali -,- Perjalanan pesawat dari Semarang
ke Kuala Lumpur memakan waktu dua jam. Ada perbedaan satu jam antara Semarang
dan Kuala Lumpur, so kami sampai di Kuala
Lumpur pukul 20.40 waktu Malaysia. Karena ini penerbangan murah meriah (cuma Rp
320.000,00) kami ndak turun di Kuala Lumpur International Airport (KLIA) tapi
turun di Low Cost Carrier Terminal (LCCT) dari namanya udah bisa diprediksi
sendiri gimana keadaan di terminal ini kan ya T.T jarak turun dari pesawat
sampai ke bandaranya juauh euy! Kami sih menikmati aja secara bayar murah ya
harus mau berjuang dong. Huehehe. Setelah melewati bagian imigrasi Malaysia dan
sebelum melanjutkan perjalanan kami melaksanakan sholat jamak takhir dulu
(sholat maghrib dan isya sekaligus).
Ngantri di Imigrasi Malaysia |
Setelah
kelar berdoa, Mia dan temen-temen keluar dari bandara untuk selanjutnya mencari
dimana shuttle bus menuju terminal
Puduraya. Kenapa ke Terminal? Soalnya kami mau naik bus sampai di Hatyai, rumah
Asma mahasiswa darmasiswa yang dulu kuliah di UNS. Dengan tujuan sekalian
bersilaturahmi dengan temen-temen darmasiswa yang lain juga, kami pun mantap
untuk melakukan perjalanan darat ini.
Keluar
dari prayer room, ini apa ndak ada shuttle bus. Eh langsung keinget cerita
Lohmi (temen darmasiswa juga) kalo bangunan LCCT itu bentuknya U. buat dapet shuttle bus harus jalan rada jauh ke
bangunan yang bentuknya lorong. Kami pun berjalan sesuai arahan Lohmi waktu seminggu
sebelum keberangkatan kami. Naaah akhirnya halte tempat busnya pun ketemu. Ndak
serta merta kami dapet bus untuk ke terminal Puduraya, tapi kami harus menunggu
dulu di Platform number 3. Dengan
keadaan sekeliling yang semuanya cakap bahasa Melayu, dan keadaan mata yang
kriyip-kriyip gara-gara di pesawat jagain Penny kalo dia tiba-tiba mabuk udara
(ndak sempet tidur jadinya), Mia pun coba-coba untuk cakap Melayu juga. Tapi
tetep aja hasil suara yang keluar dari pita suara tetep awkward -,-
Setelah
sekitar 10 menit menunggu bus untuk ke terminal Puduraya, oh ya selain bus
jurusan terminal Puduraya, di Halte ini juga menyediakan bus menuju KL Sentral
(stasiun Kereta Api nya Kuala Lumpur), akhirnya bus menuju Terminal Puduraya
pun datang. Kami langsung naik dengan sebelumnya Ari dan Mbak Atin naruh ransel
di bagasi. Untuk menuju ke Puduraya tiap orang dikenai biaya 8RM atau sekitar
Rp 24.000,00 (dengan perhitungan kurs 1RM sama dengan Rp 3.000,00). Perjalanan
menuju puduraya ini memakan waktu kurang lebih sejam. Di bus ini pun Mia tetep
ndak bisa tidur, mungkin gara-gara di tempat baru bawaannya pengin liat
pemandangan yak :D Perjalanan ke Terminal Puduraya, melewati KLIA juga. Btw,
karena karakteristiknya Mia kalo laper ataupun ngantuk otaknya susah connect, waktu ada tulisan besar KLIA di
sepanjang jalan, mikirnya KLIA itu tempat pengisian bahan bakar padahal
sebelum-sebelumnya juga tau itu bandara nya Malaysia. T.T Baru paginya setelah
sarapan di Hatyai Mia baru inget apa sebenarnya KLIA itu T.T
Pukul
22.40 kami pun sampai di Pudu Station. Karena belum pernah ke Kuala Lumpur
sebelumnya, jadi bingung ini sebenernya udah sampai belum. Ternyata gelagat
kebingungan kami ini ditangkap dengan tepat sama Pakcik Baik Hati. Waktu Mia
turun dari bus, Pakcik udan nunggu kami. Pakcik nanya,’Adek mau ke Pudu
Stastion?’ dengan wajah polos Mia jawab, ‘iya Pakcik’. ‘Baiklah sila ikut saya’.
Alhasil kami berempat pun mengekor Pakcik seperti anak ayam ngikutin induk
ayam. Huehehe.. Ternyata jarak kami turun dari bus ke Pudu Station lumayan juga
jadi kami pun jalan kaki melewati beberapa bangunan Malaysia yang kelak waktu
kami pulang dari Bangkok bakalan kami explore
habis-habisan. :D
Setelah
berjalan kurang lebih lima menit akhirnya kami pun sampai di Pudu Stastion.
Walaupun ini terminal bus, tapi jangan bayangkan kalo keadaannya kayak Terminal
Pulo Gadung ato Terminal Lebak Bulus. BEDA BANGET! Bukan maksud mau baik-baikin
fasilitas di Negara orang, tapi Mia di sini mau cerita sejujurnya #cieileee…
jadi bangunan Pudu Station ini ndak menyerupai terminal bus di Indonesia, tapi
lebih menyerupai Mall. Fasilitasnya lengkap dan ada tempat penitipan barangnya
juga. Dengan dibantu Pakcik Baik Hati akhirnya kami pun sampai di Loket
Pembelian tiket bus ‘Suasana Edaran’. Untuk advise
juga nih besok kalo temen-temen pada jalan-jalan ke Malaysia, dan mau beli
tiket bus, mending ke tempat Makcik ini. Makciknya baik hati dan suka ngasih
diskon. Huehehe.. Apakah di KL ndak ada calo? Tentu ada. Di sini calo dijuluki
sebagai Ulat Tiket. Di depan bangunan Pudu Station juga ada tulisan ‘hati-hati
Ulat Tiket.’ Sebenarnya waktu masuk Pudu Station kami berempat, berlima dengan
Pakcik sudah diikuti beberapa Ulat tiket. Tapi berkat Pakcik Baik Hati, kami
pun terselamatkan dari rayuan mereka.
Setelah
memastikan kami dapat tiket ke Hatyai, Pakcik baik hati pun membeli tiket untuk
pulang ke daerah asalnya. Konon sebelum Pakcik pergi, mia sempet ngobrol
sedikit (karena bujukan dari calo itu bikin suasana hectic, jadi ngobrol dikit aja), waktu Mia ngobrol akhirnya
diketahui ternyata kami dengan Pakcik tadi sama-sama berangkat dari Semarang.
Sebelum pergi Pakcik berpesan, kalo di KL agar jangan pernah beli tiket dari
Ulat Tiket. Beli aja ke Loket. Kami manggut-manggut dan akhirnya kami
melambaikan tangan untuk Pakcik dengan terus bilang ‘makasih Pakcik’. Dan yang
disesali, kami lupa menanyakan nama Pakcik Baik Hati ini T.T
Tiket
udah di tangan, keberangkatan masih setengah jam lagi, kami pun duduk-duduk di Waiting Room sambil nunggu instruksi
dari Makcik untuk menuju bus. Di tiket tertulis bahwa bus akan berhenti di
depan Seven Eleven. Setelah Makcik menyuruh kami turun, dengan diantar oleh petugas yang pake baju kuning,
kami pun kemudian berada di depan Toko Seven Eleven. Untuk diketahui aja Seven
Eleven ini modelnya kayak Indomaret dan Alfamart kalo di Indonesia. Dan di KL,
Bangkok, dan Singapore, Seven Eleven ini menjamur banget keberadaannya! Alias
banyak euy! Sedikit haus, kami
meutuskan untuk membawa bekal air mineral seharga 1.30 RM dari Seven Eleven.
Daaann pukul 00.30, bus menuju Hatyai akhirnya datang. Kami pun langsung naik
bus dan menikmati malam dengan tidur nyaman di coach bus ‘Konsortum Bus
Ekspres’ yang jarak antar kursinya lebar banget! Nyaman dan Tentram buat tidur.
Huehehe..
Coming Soon cerita Hatyai!
Rincian
Biaya First Day:
Tiket
Pesawat Air Asia tujuan KL = Rp
320.000,00
Airport
Tax = Rp
100.000,00
Shuttle
bus = RM
8 (Rp 24.000,00)
Bus KL-Hatyai = RM 50 (Rp 150.000,00)
Air
mineral 7/11 = RM
1.30 (Rp 3.900)
Total =
Rp 597.900,00 (kurs 1 RM sama dengan Rp 3.000,00)
No comments:
Post a Comment