'Mi, kamu pernah ngrasain homesick?'
Itu adalah salah satu pertanyaan yang
dilontarkan temanku minggu lalu. Ketika siang kita memutuskan untuk pergi
melepas dahaga karena cuaca sangat panas dan akan bertambah panas jika tetap
berdiam diri di kamar kos yang tidak begitu lebar itu. Ya. itu adalah
pertanyaan yang terlontar begitu saja ketika kita bercerita tentang banyak hal.
Aku pun langsung menjawab mantap bahwa aku tidak pernah merasakan homesick.
Mungkin pernah, tapi aku sudah lupa kapan terakhir kali.
Waktu kecil, aku seringkali menangis karena
harus menginap di rumah saudara dan harus meninggalkan rumah untuk beberapa
hari. Rasa asing di tempat baru itu ada dan sangat menakutkan untuk anak
sekecil aku dahulu. Aku akan menangis karena terlalu lama berpisah dari ayah
dan ibu. Aku akan sangat sedih jika tidak bertemu dengan kakak laki-laki ku. Ya
seperti itulah waktu aku masih kecil dulu.
Keadaan itu akhirnya berubah seiring
bertambahnya umur dan intensitas pergi dari rumah untuk menginap di tempat lain
entah itu kos, rumah saudara, lapangan sepak bola, bahkan hotel.
Bahwa sesungguhnya suatu hal dapat menjadi
familiar adalah dengan intensitas pembiasaan saja.
Dan akhirnya aku pun terbiasa dengan keadaan
jauh dari rumah. Bahkan ketika ada saat terlalu lama tidak menginap di
tempat baru, hal itu menjadi hal yang sangat dirindukan. Berada di tempat
baru dan belajar mengenai interaksi sosial nya somehow sangat menyenangkan dan mungkin itulah yang menghilangkan
homesick.
Dan bukankah hidup adalah sebuah persinggahan?
No comments:
Post a Comment