Thursday 22 May 2014

Floating Market Lembang

Haloo.. Setelah beberapa bulan ini bergulat dengan tulisan yang bernuansa atau lebih tepatnya mengikutkan pesona hati dan jiwa, kali ini saya mau kembali nulis tentang beberapa tempat wisata yang telah saya kunjungi secara tidak sengaja beberapa bulan lalu. Untuk tulisan saya yang pertama saya akan menulis mengenai salah satu tempat wisata di Lembang, Bandung yang sangat membuat saya jatuh hati

Awal ceritanya begini, pada bulan Oktober 2013 lalu, saya dan sahabat saya Imel mengikuti kompetisi karya tulis di UPI yang bertajuk Indonesia Student Researcher Festival (ISRF). Awalnya hanya iseng-iseng ikut mendaftar saja karena bosan dengan rutinitas PPL yang di awal bulan hanya banyak duduk di basecamp, ini kami manfaatkan untuk membuat alat bantu belajar Bahasa Inggris yang kami namai ‘CHIBY’. Jangan bayangkan CHIBY sebagai cewe-cewe cantik girlband di TV itu yak. CHIBY di sini adalah singkatan dari Chart for Integrated Vocabulary. Singkat cerita dengan modal karya tulis CHIBY ini, kami akhirnya diundang ke UPI untuk mengikuti final yang terdiri dari 10 finalis dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dengan berbekal surat tugas yang ditandatangani Bapak Pembantu Dekan kesayangan saya, berangkatlah saya dan Imel ke Bandung pagi itu dan dengan berat hati kami membolos tidak masuk PPL dengan surat izin tentunya.

Dan lebih singkat cerita lagi, setelah melalui saat-saat final yang mendebarkan dan pengumuman pemenang, sampailah kami pada acara yang (biasanya) sangat saya tunggu di even seperti ini. Yak Field Trip! Pada awal kedatangan saya, saya sudah sangat excited ketika Agus, salah satu panitia ISRF sekaligus sahabat dan rekan tim penelitian saya waktu SMA dulu, bilang bahwa field trip kami akan ke Lembang. Walaupun saat itu saya belum tahu akan ke bagian mana dari Lembang saya sudah sangat senang dulu karena saya selalu bisa menemukan alasan untuk menyukai suasana pegunungan semacam Lembang ini.

Nah yuk mari masuk ke inti cerita. Floating Market Lembang! So readers here we are!

Jadi setelah melalui suasana final ISRF yang mendebarkan, dengan menggunakan bus kampus UPI, kami berwisata ke Floating Market Lembang. Floating Market Lembang merupakan wisata alam pedesaan kota Lembang yang sejuk. Tempat wisata ini terletak di Jalan Grand Hotel No 33E. Untuk masuk ke kawasan wisata ini masing-masing orang harus membayar Rp 10,000,00 sedangkan bagi pengunjung yang menggunakan mobil akan dikenai biaya sebesar Rp 5,000,00. Setelah dari loket masuk kami mendapatkan tiket masuk ke Floating Market. Nah yang asik dari sini, tiket masuk yang masing-masing kami pegang dapat ditukarkan dengan minuman yang berada di Lobi masuk Floating Market. Ada banyak macamnya seperti Lemon Tea, Milo, Coffe Latte dan Choco latte. Dengan diberikan pilihan itu tentu sudah pasti saya langsung memilih Milo! Haha. Eits tapi saya tidak langsung menukar tiket saya dengan minuman karena saran dari Agus dan Lentik lebih baik menukarkan minuman kalau sudah selesai berkeliling saja. Karena baru pertama kali ke Floating Market ini saya nurut saja dengan saran mereka. Toh mereka yang urang Bandung euy.


Sebelum berkeliling Floating Market berfoto bersama dulu dengan finalis lain.

Ketika di perjalanan menuju Floating Market ini saya membayangkan Floating Market yang dipenuhi dengan pedagang-pedagang yang menjajakan makanan seperti di Kalimanatan maupun di Ayuthayya, Thailand. Tetapi bayangan saya 80% tidak tepat. Karena  ketika masuk ke Floating Market ini saya langsung disuguhkan dengan pemandangan yang sangat-sangat berbeda. Lebih menyerupai suasana di Eropa! Yah walaupun saya belum pernah ke Eropa tapi yang saya lihat pertama kali di Floating Market ini seperti bayangan saya tentang Eropa. Hehe.


Saya sebut ini pohon payung karena bentuknya kayak payung :D

Jadi memang Floating Market di Lembang ini bukan didesain untuk perdagangan melainkan untuk wisata. Sehingga tidak mengherankan ketika tata tempat dan dekorasi di Floating Market ini didesain sedemikian rupa untuk menarik hati para wisatawan.


Ini salah satu titik di sepanjang taman. di belakang adalah Danau Situ Umar.
Setelah melalui jalan setapak yang dipenuhi dengan berbagai taman yang indah, akhirnya kami sampai di deretan pedagang yang menjajakan dagangannya dari atas perahu. Perahu-perahu di sini ditata sangat rapi dan didesain dengan desain yang bermacam-macam dan tentunya unik. Tapi jujur saja untuk membeli makanan di sini, kocek saya sangat tidak mendukung. Karena makanan-makanan di sini sangat mahal dengan kisaran harga Rp 5,000 hinggal Rp 35,000 dari makanan ringan hingga makanan yang lebih berat seperti siomay, gudeg, ronde jahe, dan jenis-jenis makanan lain. Untuk makan di Floating Market ini sangat tidak recommended untuk kantong mahasiswa. Hingga saya dan Imel yang ditemani Agus dan Lentik berkeliling pasar pun hanya rela untuk melewati semua pedagang-pedagang ini.. T.T
Oh ya. Ada yang unik dari sistem jual beli di Floating Market ini. Untuk membeli makanan dari para pedagang di Floating Market, pengunjung harus menggunakan koin yang dijual di lobi masuk Floating market ini. Ada empat jenis koin dengan nilai Beragam yakni Rp 5,000 (kuning), Rp 10,000 (biru), Rp 50,000 (pink) dan Rp 100,000 (orange). Seperti halnya koin di Timezone, koin di Floating Market ini pun tidak dapat diuangkan kembali tapi bisa digunakan untuk kunjungan berikutnya lagi.


Salah satu perahu yang menjajakan lolipop warna warni. Sayang mahal T.T


Ada beberapa perahu yang menjajakan makanan tradisional dari propinsi-propinsi di Indonesia.
Setelah melalui deretan  penjual di atas kapal, kami kemudian menaiki tangga jembatan yang menghubungkan pasar terapung tersebut dengan taman yang berisi banyak wahana permainan dan spot-spot foto yang bagus untuk dicoba semua. Sehingga untuk saya dan Imel ditambah Lentik, LO kami selama ISRF, kami pun kegirangan untuk foto di tiap sudut taman ini dan tentu saja Agus yang menjadi juru kamera. Hehe..
Ini dia salah satu titik yang sempat kami gunakan untuk berfoto.


Salah satu titik yang asik buat foto seru-seruan.
Selain itu di Floating Market juga terdapat beberapa wahana permainan untuk anak kecil, seperti memberi makan ikan, memberi makan angsa, memberi makan kelinci, kano, ATV, Flying Fox, Perahu kayuh, sepeda air, sampan , kebun petik strawberry dan kebun sayur organik. Selain itu di pinggir danau juga terdapat gazebo yang dapat disewa dengan biaya Rp 65,000 per jam. Dan lagi-lagi karena keterbatasan uang saku dari fakultas yang tidak ada anggaran untuk menjajal semua wahana tersebut saya dan Imel lagi-lagi hanya lewat saja. Intinya yang banyak kami lakukan di sini adalah berfoto di sana sini supaya tidak ada satupun spot yang terlewat dari jepretan lensa kamera kami.
Ini dia minuman yang bisa  didapat dengan menukarkan tiket masuk Floating Market.


Setelah melewati jembatan bambu terakhir.
 Akhirnya setelah melewati jembatan bambu yang menghubungkan sisi kanan Floating Market dengan bangunan utama kami pun kembalii  ke tempat semula dan Agus kemudian mengingatkan kami untuk menukarkan tiket yang kami bawa di awal. Karena Agus dan Lentik adalah panitia dalam acara ini, jadi mereka mengkoordinasi teman kami yang lain untuk berkumpul dan melanjutkan perjalanan ke tempat lain sedangkan saya dan Imel duduk santai di pinggir danau Situ Umar yang menjadi pusat Floating Market ini dengan menyeruput segelas Milo. Perfecto!






No comments:

Post a Comment