Nak, kelak jika kamu jatuh cinta,
tetaplah berteguh pada semua yang telah disyariaatkan. Tetaplah mematuhi semua
yang telah Ia tetapkan. Jangan coba untuk sekalipun melanggar-Nya. Nak, kelak
bila kamu sudah remaja, pasti kamu mengalaminya. Jangan takut, jangan pula kamu
hindari rasa itu. Karena itu memang bagian dari proses hidup.
Nak, kamu boleh punya teman
dekat. Tapi tetap patuhi batas-batas itu. Bahwa manusia tidak boleh seenaknya
bertindak. Manusia hidup dengan aturan-Nya. Kelak, jika Ibu atau Bapak kamu
tidak setuju dengan teman dekat kamu, tetaplah teguh mempertahankan. Karena,
tidak selamanya kamu harus menuruti kata orang tua. Tapi nak, semuanya harus
jelas. Semua bisa dipertanggungjawabkan. Bukan cinta buta semata.
Nak, Ibu menganggap bahwa sebuah
hubungan harus memiliki persetujuan dari tiga pihak. Yang ketiga dan mudah
didapat adalah persetujuan dari lingkungan. Lingkungan tidak terlalu memiliki
andil besar dalam proses besarmu Nak. Itulah mengapa Ibu sebut itu yang paling
mudah. Teman-teman mu akan dengan mudah mengatakan selamat dan minta
makan-makan. Namun, ketika kamu berhubungan pastilah kamu harus beritahukan
juga pada orang tuamu.
Inilah Nak pihak kedua yang harus
memberikan persetujuan. Nak, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk
anak-anaknya. Itulah mengapa sedikit
sulit untuk mendapat persetujuan. Karena orang tua mempertimbangkan banyak hal.
Ketauhilah Nak. Orang tua tidak akan menjerumuskan anak-anaknya. Makanya Nak,
jikalau kamu tetap bersikukuh, kamu harus memiliki alasan yang kuat. Nak,
ketika alasan mu bisa diterima orang tua, inilah pihak yang Menetapkan
Segalanya. Ia adalah Sang Maha Pencemburu.
Betapapun kamu berusaha segigih dan
memiliki alasan sekuat apapun, pun jika Ia tak berkehendak, semuanya akan
berakhir dan kamu akan disandingkan dengan pilihan-Nya yang telah tertulis
dalam Lauh Mahfuz. Itulah mengapa Nak,
Ibu ingin berpesan, seberapa pun kamu mencintai seseorang, tetaplah ingat bahwa
tanpa restu-Nya, semua tak berarti apa-apa. Berdoalah untuknya yang tertulis
dalam Lauh Mahfuz. Karena
sesungguhnya ialah yang akan mendampingi mu kelak. Beruntunglah jika kamu
dipertemukan dengan ‘seseorang’ itu lebih awal.
Oh Nak, Ibu lupa. Pihak yang
paling awal harus setuju adalah teman dekat kamu itu. Jika pun teman yang kamu
inginkan tidak meresponmu, tetaplah bersemangat. Karena seperti yang Ibu bilang
tadi, semuanya telah tertulis dalam Lauh
Mahfuz. Sebagai manusia, kita diharuskan untuk mengikuti apa skenario-Nya.
Tidak usah menggebu, tetaplah kalem. Kalem itu KEREN, Nak!
:`)
ReplyDeleteAda postingan lucu di twitter waktu itu, "andai Lauh Mahfuz bisa diintip, rasanya pengen ngintip jodoh walau cuma sebentar" hehe
jadi auntie pengen ikutan ngintip juga? hehe :D
Delete