Monday, 4 August 2014

Nak,



Nak, kelak jika kamu jatuh cinta, tetaplah berteguh pada semua yang telah disyariaatkan. Tetaplah mematuhi semua yang telah Ia tetapkan. Jangan coba untuk sekalipun melanggar-Nya. Nak, kelak bila kamu sudah remaja, pasti kamu mengalaminya. Jangan takut, jangan pula kamu hindari rasa itu. Karena itu memang bagian dari proses hidup.

Nak, kamu boleh punya teman dekat. Tapi tetap patuhi batas-batas itu. Bahwa manusia tidak boleh seenaknya bertindak. Manusia hidup dengan aturan-Nya. Kelak, jika Ibu atau Bapak kamu tidak setuju dengan teman dekat kamu, tetaplah teguh mempertahankan. Karena, tidak selamanya kamu harus menuruti kata orang tua. Tapi nak, semuanya harus jelas. Semua bisa dipertanggungjawabkan. Bukan cinta buta semata.

Nak, Ibu menganggap bahwa sebuah hubungan harus memiliki persetujuan dari tiga pihak. Yang ketiga dan mudah didapat adalah persetujuan dari lingkungan. Lingkungan tidak terlalu memiliki andil besar dalam proses besarmu Nak. Itulah mengapa Ibu sebut itu yang paling mudah. Teman-teman mu akan dengan mudah mengatakan selamat dan minta makan-makan. Namun, ketika kamu berhubungan pastilah kamu harus beritahukan juga pada orang tuamu.

Inilah Nak pihak kedua yang harus memberikan persetujuan. Nak, orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya.  Itulah mengapa sedikit sulit untuk mendapat persetujuan. Karena orang tua mempertimbangkan banyak hal. Ketauhilah Nak. Orang tua tidak akan menjerumuskan anak-anaknya. Makanya Nak, jikalau kamu tetap bersikukuh, kamu harus memiliki alasan yang kuat. Nak, ketika alasan mu bisa diterima orang tua, inilah pihak yang Menetapkan Segalanya. Ia adalah Sang Maha Pencemburu.

Betapapun kamu berusaha segigih dan memiliki alasan sekuat apapun, pun jika Ia tak berkehendak, semuanya akan berakhir dan kamu akan disandingkan dengan pilihan-Nya yang telah tertulis dalam Lauh Mahfuz. Itulah mengapa Nak, Ibu ingin berpesan, seberapa pun kamu mencintai seseorang, tetaplah ingat bahwa tanpa restu-Nya, semua tak berarti apa-apa. Berdoalah untuknya yang tertulis dalam Lauh Mahfuz. Karena sesungguhnya ialah yang akan mendampingi mu kelak. Beruntunglah jika kamu dipertemukan dengan ‘seseorang’ itu lebih awal.

Oh Nak, Ibu lupa. Pihak yang paling awal harus setuju adalah teman dekat kamu itu. Jika pun teman yang kamu inginkan tidak meresponmu, tetaplah bersemangat. Karena seperti yang Ibu bilang tadi, semuanya telah tertulis dalam Lauh Mahfuz. Sebagai manusia, kita diharuskan untuk mengikuti apa skenario-Nya. Tidak usah menggebu, tetaplah kalem. Kalem itu KEREN, Nak!

2 comments:

  1. :`)
    Ada postingan lucu di twitter waktu itu, "andai Lauh Mahfuz bisa diintip, rasanya pengen ngintip jodoh walau cuma sebentar" hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadi auntie pengen ikutan ngintip juga? hehe :D

      Delete