Monday 28 November 2011

Porsima Menggalau

Suatu sore setelah evaluasi kegiatan yang diselenggarakan salah satu lembaga di gedung A, ketika sudah lelah dan ingin rehat sejenak, ada laptop nganggur di atas meja. Langsung sabet dan mulai terhubung ke Hotspot ruang sidang gedung A.
Buka facebook dan kemudian ada chat dari sahabat.

Kalis Mardiasih
Mia..
ini Bima.

Mia Febriana
Iya bima.

Kalis Mardiasih
Sini main ke porsima. Ak sama mb kalis lagi di porsima.

***chat seterusnya***

(kepanjangan ntar, cerita intiny malah ngga jadi dicritain -,- )

Dan akhirnya ak di Porsima. Dengan wajah galau ala nenek-nenek langsung menghadap si emak (a.k.a Kalis Mardiasih) dan kakak seperguruan (a.k.a Bima Wirawan), narik-narik baju si emak tetap dengan wajah galau.

‘emak, aku nyesel’
‘nyesel kenapa weh?’
‘ngga keterima YLS’
‘kamu kemarin daftar?’
‘NGGAK’
‘trus nyesel buat apaaaaa?’
‘gara-gara ngga keterima YLS’
‘gmn panitia mau nerima kalo nga daftar. Kamu pinter-pinter tapi sableng juga yaa..’

**jderrrrrr**

‘hhhuuuuuaaaaa’
‘ngga perlu menyesali sesuatu yang ngga diperbuat’ (kalimat super pertama)
‘tetep ajaaaa… hhuuauaaaaa’ (tapi malah tambah histeris)
‘kegagalan itu perlu. Seperti kata Septian, ‘ketika aku gagal, anak ku akan ‘belajar’ lebih. Namun ketika aku sukses,anak ku hanya akan ‘merasa’ lebih’ (kalimat super kedua)

**hening**

Yaa. Kadang kita memang memerlukan satu kata itu untuk berbuat lebih banyak.

Keep Fighting Readers!

No comments:

Post a Comment