Sempat terkendala kemalasan untuk menulis, kembali lagi dengan cerita tentang NBL. Jadi kali ini aku mau kasih tau dulu kenapa judulnya NBL (bukan tentang Basket). Cerita yang pertama adalah ketika bulan Mei aku di Malang. Malang adalah kota yang menggunakan plat nomor ‘N’. Kemudian ada ‘B’. B adalah plat nomor untuk kota Jakarta. So, saat ini aku mau cerita tentang pengalamanku di Kota Jakarta bersama 5 orang teman lain ketika berjuang membawa nama UNS di ajang kompetisi yang diselenggarakan Kemenpora.
Berawal dari sebuah chat dari seorang teman di Universitas Brawijaya (jeng jeng… ini efek suara)
Ronny Pramuji
Mia kita ketemu lagi di Jakarta.
Mia Febriana
Kenapa emang mas?
Ronny Pramuji
Kamu ikut lomba kemenpora kan?
Mia Febriana
Iya.. emang udah pengumuman?
Ronny Pramuji
Udah, buruan diliat ada nama kamu.
(chat seterusnya)
Dan malam itu sekitar pukul 21.45, ak buka situs yang tiba-tiba bikin deg-degan hati dan pikiran. (cielaah). Dan ternyata bener apa yang diinfokan mas Ronny tadi ternyata kelompok penelitian ku masuk dalam daftar finalis. Dari UNS ada dua kelompok yang lolos dan sama-sama dari Lingkar Studi Pendidikan. (senangnyaaa)
Namun kesenangan itu sedikit berakhir pada keesokan harinya karena waktu dapat telpon dari pihak Kemenpora, saat itu komunikasi dengan Bapak Paiman, menerangkan bahwa Kemenpora hanya menanggung akomodasi untuk satu orang saja, yakni ketua dari tiap Kelompok. So, saat itu dalam keadaan setelah lebaran dengan harga transportasi ke Jakarta yang naik lumayan ndak sedikit, kita usahakan semua anggota tim berangkat demi untuk pemerataan pengalaman pada semua anggota tim. Saat menghadap PD III untuk minta uang saku pun, kami lega karena beliau bisa memahami keadaan yang saat itu memang lumayan sulit. Finally, pada hari keberangkatan kami berenam bisa berangkat dengan status dua orang, aku dan mas Deny bebas biaya akomodasi. Jadi 6 orang yang berangkat ini ada yang pertama aku, Vivy (dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Asiiikk ada temen bolos :p ), Aziz (Prodi Pendidikan Fisika), mas Kris (Prodi Pendidikan Teknik Mesin), Mas Denny (adek tingkatnya mas kris), Mb Siti (kakak tingkatnya Aziz).
Kami berangkat dari Terminal Tirtonadi Surakarta dengan harga tiket satu orangnya kalo ndak salah Rp 330.000,00 (padahal kalo misal lebih berpengalaman mending naik Gunung Mulia yang ndak bakal naik harganya walaupun lebaran sekalipun. tapi yah apa boleh buat. kadang pengalaman pahit bisa kita gunakan uuntuk belajar #eeaaaa). Dengan harga tiket yang segitu banyak, kita berharap pada hari kemudian kita bisa langsung turun di Slipi (tempat Ibis Hotel berada. oh iya, semua acara untuk presentasi lomba Kemenpora ini diadakan di Ibis Hotel).
Setelah melalui perjalanan semalaman di bus akhirnya sampai di daerah Cempaka sekitar pukul 08.00. Dengan kondisi arus balik yang padat saat itu, jalan pun macet hingga kita banyak menghabiskan waktu di daerah ini. Dengan tetap komunikasi dengan Bapak Paiman dari kemenpora, deg-degan juga kalo ndak bisa sampai di ibis Hotel tepat waktu. Karena dari ketentuan yang sudah dikirim via email, Finalis harus datang pukul 14.00 pada tanggal 6 September dan langsung presentasi. Tapi saat itu kita ndak gitu panik. Karena temen-temen dari UNNES, ada mas Angga Setiyawan dan mas Agus Widodo yang selalu live report keadaan di Ibis Hotel karena mereka sudah sampai terlebih dahulu. (jadi cerita sebelumnya aku sama mas Angga Setiyawan sudah ketemu lebih dulu di Lomba FILM SIM UNS). Jadi Lomba kemenpora ini seperti ajang reunian sama beliau dan juga mas Ronny dari UB.
ini mas Ronny sama timnya waktu ikut Katulistiwa bareng aku dan mba Kalis |
Kembali ke cerita perjalanan, jadi akhirnya kita ndak diturunkan di daerah Slipi tapi di daerah pinggiran Kota Jakarta (lupa nama kotanya), kita diturunin di pool nya Tungg*l Dar*. Dan itu akan menjadi suatu hal yang memusingkan jika ndak ada mb Siti. hahaa.. Demi kita berenam mb Siti akhirnya yang turun tangan memarahi agen bus itu... hahhaa.. Dan urusan beres. Kita akhirnya naik bus kota untuk mencapai Slipi, waktu saat itu sudah menuunjukkan pukul 12.30. Kurang satu setengah jam aja untuk waktu presentasi.. Tapi lagi-lagi ada live report dari temen-temen UNNES (yang belakangan akhirnya aku tau yang nelpon nomor ku itu mas Agus Widodo, bukan mas Angga Setiayawan yang notabene sebenerny aku kenalnya sama mas Angga -,- )
Sekitar pukul 13.50, akhirnya kita sampai di Ibis Hotel dan merasa mendadak keren karena nginep di Ibis Hotel. cieleeehhh...
Tulisan Ibis Hotel dari kamar |
Setelah sampai di Ibis Hotel dan bertemu dengan panitia pelaksana kompetisi ini, akhirnya kita dapat kamar juga dan bisa beristirahat untuk sejenak sebelum mengikuti Technical Meeting bersama para juri. Sebelumnya di meja sekretariat ini juga kita ambil nomor urut presentasi. Kita dapat nomor urut 22.. Wuuiihhh ini mah lama banget.. Hahaa tapi keep enjoy dooong.
Kemudian acara Technical Meeting dimulai. Di sini dewan juri untuk menunggu Ibu Tandiyo Rahayu yang terbang langsung dari Semarang, salah satu juri mengabsen kita dari Universitas mana saja. Dan pada saat itu diketahui bahwa ada satu peserta yang datang dari Kalimantan. Hebatnya hanya seorang diri. Keren kan!
Setelah Technical Meeting yang emang membahas hal teknis untuk keberlangsungan kompetisi selama tiga hari ke depann di Ibis Hotel, kita dipersilakan untuk menikmati Coffee Break. Asik Asik! hahahahaa.. Setelah selesai ini, kelak daerah operasi kita hanya akan antara La Table (restaurant di Ibis hotel) dan di kamar. Karena kompetisi ini menggunakan sistem presentasi tertutup jadi peserta lain tidak bisa masuk untuk melihat presentasi kelompok lain. menurut ku sistem ini kurang bagus sih. Mengingat tiap kita mengikuti event seperti ini tentu kita ingin mendapatkan pengalaman baru dari penelitian teman lain.
Suasana di La Table |
Jadi ceritanya karena presentasi tertutup dan nomor urut yang sangat jauh sehingga baru presentasi tanggal 7 September malam, kita bisanya cuma mondar-mandir antara kamar dan La Table tanpa bisa keluar dari Ibis Hotel karena juga jaga-jaga kalo sewaktu-waktu dipanggil. Alhasil ya begitulah.. hahhaaaa..
Persiapan presentasi |
Langsung aja ya kilat sampai presentasi. Waktu itu kita masuk ruang presentasi pukul 20.10 dan berakhir 20.40. Memang benar apa yang pernah dicritain mas Kris ketika kita belum berangkat kemarin. Kalo juri-juri di Kemenpora itu hebat luar biasa dalam hal mmembuat down mental.. Hahaa.. Tapi gara-gara udah diceritain sebelum sampai di presentasi ini, kita jadi biasa-biasa aja waktu ibu Tandiyo Rahayu, dkk mulai berkomentar tentang hasil penelitian. Biasa aja dalam hal ini, ya tetep stay cool ndak langsung nampakin wajah 'nelangsa'. Hehe. Tapi tetep merhatiin doong apa yang disampein.. :D
Setelah presentasi ini akhirnya udah bisa lega dan aku memutuskan untuk bertemu teman-teman dari UB. Awalnya gara-gara mau tukeran oleh-oleh sih sama mas Ronny sama tukeran pamflet lomba juga. Jadi waktu itu bebarengan sama LSP n Prisma yang mau ngadain LKTI. Tapi setelah nya malah berlanjut sampai banyak temen-temen mas Ronny yang dateng juga. Salah satunya ada mas Pendi yang udah melanglangbuana di dunia keilmiahan Nasional (ceileh). Ngobrol-ngorbol sama mereka sampai pukul 22.00.
Pada pagi harinya singkat cerita adalah pengumuman hasil lomba dan UNS mendapat juara 3 dari Lomba Desain Peralatan Olahraga.
Nah di sini baru ada ajang pengakraban dan kenal mengenal antara satu peserta dengan peserta lain.. Foto sana foto sini. hehee..
Bareng temen-temen dari UNNES samping kiri mas Agus Widodo dan samping kanan Mas Angga Setiyawan |
Bersama Mas Dimas yang belakangan mmerupakan finalis OKTI, dan berkesempatan main ke Prancis. Wwoooww! |
Foto bersama seluruh Finalis. Terdiri dari delegasi UNS, UB, UNNES, ITS, UGM, UNY, Univ Trunojoyo |
Tetap SEMANGAT dan BERJUANG! Karena hidup adalah sebuah PERJUANGAN!
to be continued...
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWaw_ banyak namaku_ jadi terharu_ ^_^
ReplyDeletehahaaa mas rony bisa aja nih
ReplyDelete