#just a (very) short story#
Ada rasa yang berbeda sejak
beberapa bulan lalu. Sejak aku mulai ada untuk perempuan itu. Sejak aku harus
menguatkannya untuk tetap menatap jauh ke depan. Untuk tetap percaya bahwa harapan
selalu ada. Sejujurnya aku banyak belajar dari nya. Dari kegigihannya. Dari ketabahannya.
Bahkan dari cara dia bangkit dari rasa sakit hati itu. Dia mungkin saja dan
sangat boleh untuk terpuruk jauh ke dalam. Meratapi takdir yang kejam telah
membawanya pada nestapa. Tapi dia memilih untuk tegap berdiri, sambil lalu
berkata ‘aku sudah memaafkannya’.
Mungkin sejak itu aku sudah
menemukan. Menemukan apa yang aku cari selama ini. Semua yang aku inginkan ada
padanya. Pun aku pikir dia juga berharap padaku. Tapi aku di sini menjaga
kewibawaanku sebagai seorang lelaki. Dan lagi aku belum bisa menjanjikan apapun
padanya. Menjanjikkan sesuatu, mungkin bisa menghambatnya untuk mencapai apa
yang dia cita-citakan. Cita-cita yang dia tulis dalam berlembar-lembar
dream book yang belakangan aku tau dia sudah memilikinya sejak bertahun silam.
Aku ingin menjaganya. Menjaganya
hingga suatu saat aku dapat dengan berani berkata padanya untuk selamanya di
sisi raga ini, mengisi separuh jiwa yang tak bisa sempurna kecuali bila
bersamanya.
Sekarang aku hanya bisa
menunggunya mengirimkan sebuah sms ke ponsel, lalu dengan dingin aku membalas
atau kadang aku bahkan tidak membalasnya. Itu aku lakukan hanya untuk tetap
menjaganya. Menjaga seluruh mimpi-mimpi yang menunggunya untuk terwujud. Hingga
aku bisa membantu mewujudkan semua mimpinya, aku baru berani datang. Benar-benar
datang.
aku kira ini tentang kisahnya Mia..
ReplyDeletetp setelah dibaca, bukan ya ternyata??? haha
oiya ngomong2, klo gak keberatan follow blog terbaruku donk Mia. :D trims sebelumnya. :)
www.grabthatalbum.com
www.grabthatalbum.com
ReplyDeleteSiap Mas Pondra :D
ReplyDeletetengkiuu Mia.. :)
ReplyDeletesami sami Mas :D
ReplyDelete