Bolos. Lagi-lagi
bolos. Gaya bolosnya pakai surat yang ditandatanganin Dekan. Waktu dikasih ke
dosen sama Koordinator PPL mereka iya iya aja. Katanya cepet bailk. Keburu ada
ujian. Aku bilang iya.
Di sini dingin. Tapi
ndak sedingin Bogor waktu zaman aku SMP. Dulu aku ke Bogor. Ke Kebun Raya
Bogor. Aku juga ke Jakarta. Di sana panas. Waktu di Malang banyak cacing.
Surabaya airnya kecemar logam. UBL biasa aja, tapi asik ketemu banyak
temen-temen yang sebelumnya udah saling kenal. Di UNNES di asrama. Naik sepeda
keliling UNNES.
Aku juga masih inget
di Changi di luar boarding room sama sekali ndak ada mushola. Kalo air minum
gratis ada. Sedang di Kemuning aku pasti bangun kesiangan. Di pantai, gunung, sungai. Ahh perjalanan.
Kalaupun aku harus
berbelok dari cita-cita, bahkan aku sampai sekarang belum tau cita-citaku apa.
Yang aku tahu ndak ada hal yang sia-sia. Ndak
ada kebetulan yang bener-bener kebetulan. Everything happen for a reason.
Semuanya kayak
slide-slide PPT yang bisa diganti sekehendakNya atau kadang dimode otomatis.
Aku sampai sekarang ndak tau slide apa yang bakalan ada setelah Dia selesae
nampilin satu slide ini.
Dia iya Dia yang
banyak orang bilang harus kita cari. Aku bisa aja bilang ‘Udah!’ tiba-tiba
hibernate. Tapi apa cukup dengan itu? Slide PPT harus selesae untuk jadi
presentasi yang keren. Nimbulin decak kagum. Tapi lagi-lagi apa itu yang
dicari? Decak kagum tepuk tangan. Semuanya sementara atau bahkan klise. Ahh Aku
di sini.
Mungkin ada satu dua
tiga orang yang bisa. Iya bisa seendaknya untuk hari ini ngasih semangat. Tapi
dia bilang jangan pernah gantungin mood ke orang, orang ndak akan pernah sama.
Iya dia bilang gitu. Pas satu tahun lalu (mungkin).
Bumi Siliwangi, waktu ribut pengin ikut jamaah malem Jumat di DT.
No comments:
Post a Comment