Friday, 23 December 2011

NBL (Bukan tentang Basket) 3

Yak sampai di cerita terakhir dari NBL (Bukan tentang Basket). 'N' udah, 'B udah. Jadi cerita yang ketiga ini adalah cerita sewaktu aku di kota berplat nomor 'L', kota terpanas tapi tetep asik, SURABAYA. Cerita berawal dari sms mba Kalis yang mengajak berpartisipasi dalam Airlangga Ideas Competition. AIC ini diselenggarakan oleh UKM Penalaran Universitas Airlangga. Awalnya rada males karena rada jenuh karena baru saja mengikuti lomba penelitian Kemenpora tapi tiba-tiba ndak jenuh lagi. Entah dulu gara-gara nasehatnya mba Kalis ato gimana yang pasti aku sudah lupa. haha

Karya tulis untuk AIC dibuat dengan sangat tergesa-gesa dan dalam waktu yang singkat. Karena pada saat itu juga aku maupun mba kalis dan Bima juga (Bima adalah partner ku dan mba Kalis untuk AIC ini. dia mahasiswa teknik sipil 2010) sama-sama sedang sibuk.
Singkat cerita, karya tulis yang dikirim untuk lomba AIC ini masuk jadi finalis. jeng-jeng... Hore ke Surabaya!! :D


Pukul 20.10 dapat kabar dari mba Kalis dan langsung susun strategi.. Bukan strategi presentasi tapi strategi bagaiamana bernagkat ke Surabaya, naik apa, dan bagaiamana bayar akomodasi. >,<


Untuk keberangkatan ke Surabaya, banyak tanya-tanya sama mas Iqbal. mas Iqbal ini temen waktu di FILM UNS kemarin. mas Iqbal menginformasikan kalo untuk ke Surabaya ada tiga bus. SK, Mira dan EKA. EKA yang paling mahal karena dapat konsumsi juga. Kalo naik EKA nanti bisa mampir ke rumah makan Duta yang letaknya di Ngawi untuk makan dulu. Dan pilihan pun jatuuh pada EKA.


Tiba pada waktu hari H keberangkatan. Mba kalis yang waktu itu membawa banyak baju karena mauu lanjut ke Jakarta untuk ikut IMUN rempong terus dan harrus mampir di Butik (ciieehh butik. untuk membeli perlengkapannya selama di Surabaya dan Jakarta). Karena kerempongan mba Kalis inilah akhirnya Bima menunggu sangat lama sekali di Halte. hahah


Finally, kita pun berangkat ke Surabaya dengan bus EKA.. asik asik.
Jam tangan quartz di tangan kiri menunjukkan pukul 11.00. Perjalanan ke Surabaya aku habiskan dengan mengobrol banyak hal sama mba Kalis. Tapi lebih banyak tidurnya daripada ngobrolnya. hahaa. Di bus sudah di sms terus sama LO yang bakalan dampingi kita selama di Surabaya nanti. LO kita namanya Mb Ana. Mb Ana angkatan 2009.


Setelah sampai Terminal Purabaya, Surabaya di sana udah ditunggu sama mba Ana dan beberapa temen lain dari Universitas Airlangga. Selain itu di sana juga sudah menunggu Team dari Universitas Gajah Mada, Mas Lintang Wisesa dan Mas Hamid Dimyati. Mereka udah duluan sampai dengan bus sebelumnya. Setelah berkenalan sedikit, kita langsung melanjutkan perjalanan ke Universitas Airlangga. Dan dari perjalanan ini aku baru tau kalo terminal yang tadi kita sampai terletak di Sidoarjo. Sehingga perjalanan untuk sampai ke Unair masih cukup lama, kira-kira satu jam perjalanan. Untuk perjalanan ke Unair ini kita melawati beberapa tempat penting antara perbatasan Sidoarjo dan Surabaya. Waktu itu pukul 17.45 saat para karyawan dan pekerja pulang dari kerja, jadi waktu perjalanan menjadi cukup lama juga.


Sekitar pukul 18.50, kita sampai di Rusunwa Unair. Rumah Susun mahasiswa ny Unair ini terletak di dekat danau. Setelah beberapa saat sampai, dan registrasi, mb Ana, LO kta ngasih tau kalo technical meeting presentasi besok pukul 19.00. hyaaaahhhh mepet banget kan waktunya, kita langsung buru-buru menyelesaikan segala sesuatu yang harus diselesaikan (cieeehh)..


Pukul 19.15, semua team dari beberapa universitas sudah menunggu untuk technical meeting. Ak sama Mba kalis team yang paling telat dateng.. hahaha..


Technical meeting dimulai, perkenalan panitia dulu dan kemudian dilanjutkan dengan pembacaan peraturan untuk presentasi besok. setelah selesae (ini singkat aja yak, masa mau tak jelasin kemrin Tm ny bahas apa ja, ndak jadi cerita doong ak ntar, hehe) pukul 20.00 digunakan panitia untuk ice breaking dan peangakraban anatar peserta. dan sekitar pukul 21.00 acara dengan panitia selesai. ini giliran, aku, Mba kalis dan bima bekerja untuk buat alat peraga untuk presentasi keesokan harinya. selain itu kita juga latihan untuk presentasi :D




Ini foto-foto waktu persiapan malam harinya.
Sampai pukul 00.15 dan kita menjadi saksi hidup kedatangan team IPB. hahaa


Pagi harinya, aku bangun tepat pukul 4 buat sholat subuh dan membangunkan Mba Kalis dan Bima. waktu telpon Mb Kalis eh ternyata Mb Kalis uda bangun. Tapi waktu bangunin Bima, dia masih tidur, jadi ada gunanya nelpon ke nomor dia buat bangunin. hahhaaa..


Setelah kita selesai persiapan sekitar pukul 05.30, kita sudah kembali k basecamp semalam untuk melanjutkan persiapan presentasi. Tak terasa waktu telah berjalan satu jam dan Mb Ana sudah menghampiri basecamp kita untuk memberi informasi bahwa udah masuk jam sarapan. (perasaan waktu ini cepet banget -,-)


Singkat cerita kita udah sampai Gedung UKM Universitas Airlangga untuk presentasi karya tulis. Presentasi hari ini berjalan cukup seru dan sukses tapi lagi-lagi kemenangan belum kita dapat nih.. hhhmm.. yang penting tetap semangat doong.


Karena Mb Kalis harus lanjut perjalanan ke Jakarta, jadilah dalam perjalanan pulang aku sebagai satu-satunya perempuan dalam mobil menuju terminal Purbaya.. Yang terkenal di Surabaya adalah SeHo. mas Lintang n mas Hamid pengin ngrasain ni makanan makanya kita rombongan berhenti sejenak untuk 'memuaskan' mereka. aiisshh bahasa nya ni lhoo.. hahhaaa..
Mas Lintang dan Mas Hamid dari UGM


Saat Presentasi bersama Mba Kalis dan Bima


Foto bareng temen-temen finalis
UNS IPB UGM ITS UNAIR


Foto di depan lambang UNAIR


Yang juara I. (lagi-lagi Mas Ghufron n Mas Mirza)




Sekitar pukul 19.00, kita sampai di Terminal Purbaya dan segera menuju pool bus EKA dan bersiap melaju kembali ke Kota Surakarta 'Berseri Tanpa Korupsi'. Kita sampai di Solo pukul 01.30 am.

Wednesday, 21 December 2011

Berhenti 'Berlari'

Ini pengalamanku ketika menjadi seorang pelari. Bukan pelari yang menginginkan emas di akhir, namun pelari yang menginginkan perpanjangan waktu karena kegelisahan yang sebenarnya dibuat sendiri. Ya. Aku adalah pelari ulung. Seorang pelari yang pandai lari dari masalah. Sebut saja ketika kelas XI, karena terlalu asyik dengan penelitian dan pelatihan olimpiade sampai akhirnya menelantarkan pelajaran sekolah yang sangat penting karena merupakan asupan untuk nilai-nilai rapor akhir semester, setiap akan ulangan selalu pura-pura sakit dan memilih untuk tetap tidur di tempat tidur bersprei ijo dengan gambar powerpuffgirls.

Kebiasaan ini memang berdampak baik terhadap nilai-nilaiku, karena seorang pengidap testophobia akan lebih senang kalo ulangan tanpa ada orang lain di sekeliling. Jadilah aku selalu ulangan di kantor ato di pojokan kelas, sedangkan yang lain sibuk mencatat segala yang diterangkan oleh guru mata pelajaran.

Kebiasaan itu berlangsung cukup lama hingga masuk ke bangku kuliah. Namun semakin hari lelah juga selalu berlari pengin berhenti dan mencoba bertanggung jawab atas apa yang memang seharusnya dipertanggungjawabkan. Ketika aku meninggalkan kuliah dan tiba-tiba harus Uji Kompetensi ya langsung lakukan.

Seperti yang baru aja terjadi. Semalam datang sms dari kating yang menginfokan segala tugas dan jadwal UK untuk beberapa hari ini. (tugas di paragames membuat setidaknya tugas di beberapa mata kuliah terbengkalai). Tiba-tiba merasa bingung dan malas untuk menyelesaikan semuanya.

Namun kemudian tersadar, bahwa apa yang telah kita mulai haruslah itu diselesaikan. Ketika aku memilih untuk mengikuti event APG, tentu terdapat konsekuensi seperti ini. Konsep sms yang akan aku kirimkan ke dosen untuk meminta izin tidak mengikuti UK yang aku buat tadi pagi pukul 02.56 pun tidak aku hiraukan lagi. Saat ini sudah cukup segala bentuk pelarian. Apa yang seharusnya terjadi memang harus aku hadapi. Dengan inilah aku bisa belajar untuk bertanggung jawab.

Kamar Kos
09.13 PM

Wednesday, 14 December 2011

NBL (Bukan tentang Basket) 2


Sempat terkendala kemalasan untuk menulis, kembali lagi dengan cerita tentang NBL. Jadi kali ini aku mau kasih tau dulu kenapa judulnya NBL (bukan tentang Basket). Cerita yang pertama adalah ketika bulan Mei aku di Malang. Malang adalah kota yang menggunakan plat nomor ‘N’. Kemudian ada ‘B’. B adalah plat nomor untuk kota Jakarta. So, saat ini aku mau cerita tentang pengalamanku di Kota Jakarta bersama 5 orang teman lain ketika berjuang membawa nama UNS di ajang kompetisi yang diselenggarakan Kemenpora.
Berawal dari sebuah chat dari seorang teman di Universitas Brawijaya (jeng jeng… ini efek suara)

Ronny Pramuji
Mia kita ketemu lagi di Jakarta.

Mia Febriana
Kenapa emang mas?

Ronny Pramuji
Kamu ikut lomba kemenpora kan?

Mia Febriana
Iya.. emang udah pengumuman?

Ronny Pramuji
Udah, buruan diliat ada nama kamu.

(chat seterusnya)

Dan malam itu sekitar pukul 21.45, ak buka situs yang tiba-tiba bikin deg-degan hati dan pikiran. (cielaah). Dan ternyata bener apa yang diinfokan mas Ronny tadi ternyata kelompok penelitian ku masuk dalam daftar finalis. Dari UNS ada dua kelompok yang lolos dan sama-sama dari Lingkar Studi Pendidikan. (senangnyaaa)
Namun kesenangan itu sedikit berakhir pada keesokan harinya karena waktu dapat telpon dari pihak Kemenpora, saat itu komunikasi dengan Bapak Paiman, menerangkan bahwa Kemenpora hanya menanggung akomodasi untuk satu orang saja, yakni ketua dari tiap Kelompok. So, saat itu dalam keadaan setelah lebaran dengan harga transportasi ke Jakarta yang naik lumayan ndak sedikit, kita usahakan semua anggota tim berangkat demi untuk pemerataan pengalaman pada semua anggota tim. Saat menghadap PD III untuk minta uang saku pun, kami lega karena beliau bisa memahami keadaan yang saat itu memang lumayan sulit. Finally, pada hari keberangkatan kami berenam bisa berangkat dengan status dua orang, aku dan mas Deny bebas biaya akomodasi. Jadi 6 orang yang berangkat ini ada yang pertama aku, Vivy (dari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris. Asiiikk ada temen bolos :p ), Aziz (Prodi Pendidikan Fisika), mas Kris (Prodi Pendidikan Teknik Mesin), Mas Denny (adek tingkatnya mas kris), Mb Siti (kakak tingkatnya Aziz).
Kami berangkat dari  Terminal Tirtonadi Surakarta dengan harga tiket satu orangnya kalo ndak salah Rp 330.000,00 (padahal kalo misal lebih berpengalaman mending naik Gunung Mulia yang ndak bakal naik harganya walaupun lebaran sekalipun. tapi yah apa boleh buat. kadang pengalaman pahit bisa kita gunakan uuntuk belajar #eeaaaa). Dengan harga tiket yang segitu banyak, kita berharap pada hari kemudian kita bisa langsung turun di Slipi (tempat Ibis Hotel berada. oh iya, semua acara untuk presentasi lomba Kemenpora ini diadakan di Ibis Hotel).
Setelah melalui perjalanan semalaman di bus akhirnya sampai di daerah Cempaka sekitar pukul 08.00. Dengan kondisi arus balik yang padat saat itu, jalan pun macet hingga kita banyak menghabiskan waktu di daerah ini. Dengan tetap komunikasi dengan Bapak Paiman dari kemenpora, deg-degan juga kalo ndak bisa sampai di ibis Hotel tepat waktu. Karena dari ketentuan yang sudah dikirim via email, Finalis harus datang pukul 14.00 pada tanggal 6 September dan langsung presentasi. Tapi saat itu kita ndak gitu panik. Karena temen-temen dari UNNES, ada mas Angga Setiyawan dan mas Agus Widodo yang selalu live report keadaan di Ibis Hotel karena mereka sudah sampai terlebih dahulu. (jadi cerita sebelumnya aku sama mas Angga Setiyawan sudah ketemu lebih dulu di Lomba FILM SIM UNS). Jadi Lomba kemenpora ini seperti ajang reunian sama beliau dan juga mas Ronny dari UB.
ini mas Ronny sama timnya waktu ikut Katulistiwa
bareng aku dan mba Kalis
Kembali ke cerita perjalanan, jadi akhirnya kita ndak diturunkan di daerah Slipi tapi di daerah pinggiran Kota Jakarta (lupa nama kotanya), kita diturunin di pool nya Tungg*l Dar*. Dan itu akan menjadi suatu hal yang memusingkan jika ndak ada mb Siti. hahaa.. Demi kita berenam mb Siti akhirnya yang turun tangan memarahi agen bus itu... hahhaa.. Dan urusan beres. Kita akhirnya naik bus kota untuk mencapai Slipi, waktu saat itu sudah menuunjukkan pukul 12.30. Kurang satu setengah jam aja untuk waktu presentasi.. Tapi lagi-lagi ada live report dari temen-temen UNNES (yang belakangan akhirnya aku tau yang nelpon nomor ku itu mas Agus Widodo, bukan mas Angga Setiayawan yang notabene sebenerny aku kenalnya sama mas Angga -,- )
Sekitar pukul 13.50, akhirnya kita sampai di Ibis Hotel dan merasa mendadak keren karena nginep di Ibis Hotel. cieleeehhh...
Tulisan Ibis Hotel dari kamar
Setelah sampai di Ibis Hotel dan bertemu dengan panitia pelaksana kompetisi ini, akhirnya kita dapat kamar juga dan bisa beristirahat untuk sejenak sebelum mengikuti Technical Meeting bersama para juri. Sebelumnya di meja sekretariat ini juga kita ambil nomor urut presentasi. Kita dapat nomor urut 22.. Wuuiihhh ini mah lama banget.. Hahaa tapi keep enjoy dooong.
Kemudian acara Technical Meeting dimulai. Di sini dewan juri untuk menunggu Ibu Tandiyo Rahayu yang terbang langsung dari Semarang, salah satu juri mengabsen kita dari Universitas mana saja. Dan pada saat itu diketahui bahwa ada satu peserta yang datang dari Kalimantan. Hebatnya hanya seorang diri. Keren kan!
Setelah Technical Meeting yang emang membahas hal teknis untuk keberlangsungan kompetisi selama tiga hari ke depann di Ibis Hotel, kita dipersilakan untuk menikmati Coffee Break. Asik Asik! hahahahaa.. Setelah selesai ini, kelak daerah operasi kita hanya akan antara La Table (restaurant di Ibis hotel) dan di kamar. Karena kompetisi ini menggunakan sistem presentasi tertutup jadi peserta lain tidak bisa masuk untuk melihat presentasi kelompok lain. menurut ku sistem ini kurang bagus sih. Mengingat tiap kita mengikuti event seperti ini tentu kita ingin mendapatkan pengalaman baru dari penelitian teman lain.
Suasana di La Table
Jadi ceritanya karena presentasi tertutup dan nomor urut yang sangat jauh sehingga baru presentasi tanggal 7 September malam, kita bisanya cuma mondar-mandir antara kamar dan La Table tanpa bisa  keluar dari Ibis Hotel karena juga jaga-jaga kalo sewaktu-waktu dipanggil. Alhasil ya begitulah.. hahhaaaa..
Persiapan presentasi
Langsung aja ya kilat sampai presentasi. Waktu itu kita masuk ruang presentasi pukul 20.10 dan berakhir 20.40. Memang benar apa yang pernah dicritain mas Kris ketika kita belum berangkat kemarin. Kalo juri-juri di Kemenpora itu hebat luar biasa dalam hal mmembuat down mental.. Hahaa.. Tapi gara-gara udah diceritain sebelum sampai di presentasi ini, kita jadi biasa-biasa aja waktu ibu Tandiyo Rahayu, dkk mulai berkomentar tentang hasil penelitian. Biasa aja dalam hal ini, ya tetep stay cool ndak langsung nampakin wajah 'nelangsa'. Hehe. Tapi tetep merhatiin doong apa yang disampein.. :D
Setelah presentasi ini akhirnya udah bisa lega dan aku memutuskan untuk bertemu teman-teman dari UB. Awalnya gara-gara mau tukeran oleh-oleh sih sama mas Ronny sama tukeran pamflet lomba juga. Jadi waktu itu bebarengan sama LSP n Prisma yang mau ngadain LKTI. Tapi setelah nya malah berlanjut sampai banyak temen-temen mas Ronny yang dateng juga. Salah satunya ada  mas Pendi yang udah melanglangbuana di dunia keilmiahan Nasional (ceileh). Ngobrol-ngorbol  sama mereka sampai pukul 22.00.
Pada pagi harinya singkat cerita adalah pengumuman hasil lomba dan UNS mendapat juara 3 dari Lomba Desain Peralatan Olahraga.
Nah di sini baru ada ajang pengakraban dan kenal mengenal antara satu peserta dengan peserta lain.. Foto sana foto sini. hehee..
Bareng temen-temen dari UNNES
samping kiri mas Agus Widodo dan
samping kanan Mas Angga Setiyawan
Bersama Mas Dimas yang belakangan mmerupakan
 finalis OKTI, dan berkesempatan main ke Prancis. Wwoooww!
Foto bersama seluruh Finalis.
Terdiri dari delegasi UNS, UB, UNNES, ITS, UGM, UNY,
Univ Trunojoyo
Tetap SEMANGAT dan BERJUANG! Karena hidup adalah sebuah PERJUANGAN!
to be continued...

Wednesday, 7 December 2011

Profesi Kependidikan !

Kode Etik Jabatan Guru
1. Guru sebagai manusia Pancasila hendaknya mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.
2. Guru hendaknya menjadi suri tauladan bagi murid-muridnya.
3. Guru dalam berhias hendaknya sesuai dengan norma etika dan sopan santun.
4. Guru berkewajiban untuk menselaraskan pengetahuan dan meningkatkan kecakapan profesinya.
5. Guru berkewajiban untuk meningkatkan kesehatan dan keselarasan jasmani, berwujud penampilan pribadi yang sebaik-baiknya.
6. Guru hendaknya bersikap terbuka dan demokratis dalam hubungannya dengan atasan dan sanggup menempatkan dirinya sesuai dengan hierarki kepegawaian.
7. Setiap guru diharapkan untuk selalu memperhitungkan masyarakat di sekitarnya karena bagaimanapun guru memiliki tugas pembangunan dan tugas kemanusiaan.
8. Hubungan guru dan atasannya hendaknya selalu diarahkan untuk peningkatan mutu karenna hal tersebt merupakan sebuah tanggung jawab bersama.
9. Setiap guru berkewajiban untuk selalu meningkatkan semangat korps dan memelihara asas kekeluargaan.
10. Guru hendaknya bersikap toleran dalam menyelesaikan berbagai persoalan.
11. Setiap guru dalam hubungannya dengan murid tidak dibenarkan untuk mengaitkan dengan persoalan politik dan ideologi yang dianut masing-masing.
12. Setiap guru hendaknya mengadakan hubungan baik dengan instansi, organisasi, perseorangandalam mensukseskan kerjanya.
13. Setiap guru hendaknya berpartisipasi secara aktif dalam mensukseskan program kerja sekolah masing-masing.
14. Setiap guru diwajibkan untuk selalu mengikuti peratiran dan meningkatkan self-discipline.


Ciri-Ciri Profesi Keguruan
1. Merupakan sebuah profesi yang memmiliki fungsi krusial.
2. Profesi yang membutuhkan kemampuan dalam suatu disiplin ilmu yang jelas, sistematis dan eksplisit.
3. Upaya mempelajari disiplin ilmu ini membutuhkan pendidikan di Perguruan Tinggi.
4. Proses pendidikan untuk pekerjaan tersebut juga merupakan wahana sosialisasi nilai-nilaii profesional.
5. dst