Tuesday, 22 October 2013

Perjodohan

Menurut Anda apakah perjodohan itu?

Perjodohan menurut saya tidak melulu tentang sepasang kekasih yang dipertemukan hingga akhirnya melanjutkan hubungannya ke jenjang pernikahan. Perjodohan dalam pengertian saya adalah lebih pada pertemuan. Entah anak dengan orang tuanya. Teman dalam satu kelompok belajar. Sepasang sahabat. Rekan dalam satu area kerja. Bahkan dua orang yang saling bermusuhan sekalipun. Saya anggap semua itu adalah sebuah perjodohan.

Pernahkan Anda terpikirkan suatu saat mengalami perjodohan dengan nomor undi?

Saya tidak pernah terpikir mengenai hal itu. Tapi saya selalu mengalaminya. Di kelas saya ada sebuah tradisi pembagian kelompok tugas untuk setiap mata kuliah adalah dengan nomor undi. Dan saya selalu satu kelompok dengan satu teman tersebut sedang teman yang lain selalu berganti teman kelompoknya. Sebut saja teman saya itu Ha. Dalam setiap kesempatan pembentukan kelompok, asal pembagian kelompok itu murni dengan nomor undian pasti saya satu kelompok dengan Ha.

Iniah salah satu contoh perjodohan dalam persepsi saya. Saya tidak mungkin dapat satu kelompok dengan Ha kalau tanpa perjodohan itu. Begitulah. Perjodohan tidak melulu tentang satu hal tapi berbagai hal.


Anda tau maksud saya kan? *sigh

Monday, 14 October 2013

Ketika

Aku mengenalmu baru sebentar saja.

Aku mengenalmu dengan kata yang sulit kumengerti. Aku mengenalmu dengan hal yang aku hindari. Aku mengenalmu dengan semua yang tidak aku ingini.

Ada energi yang tidak bisa dikendalikan anak manusia. Ia mendekatkan apa yang kamu benci hingga menjadi hal yang kamu sukai.

Energi itu mengendap-endap. Tak tahu bagaimana cara mengetuk. Ia datang. Ia menjadi nyata. Walaupun hanya untuk satu orang.

Sekiranya aku sudah meletakkan hati ku dalam gelas yang di dalamnya aku tuangkan kopi hitam kesukaanmu. Tapi sepertinya kamu tetap tidak mengerti. Tidak apa-apa karena kamu pastilah butuh waktu untuk mengerti. Seperti anak kecil yang bermain-main hingga akhirnya ia beranjak dewasa dan mengerti.

Hati yang telah bersemi cinta yang kuingini ada untuk mu bukanlah hati yang terburu-buru. Ia bersabar. Menanti waktu dimana kamu datang.

Jika kelak cintamu datang menyapaku, maka sapalah aku di kala senja dengan semburat kekuningan dari cahaya yang sama-sama kita pahami ia adalah cahaya yang tidak akan pernah lepas dari apa yang kita sebut jalan hidup. Ya jalan hidup kita.

Atau sapalah aku dalam riuhnya hujan. Karena dalam riuhnya hujan aku akan mengingat rasa kesepian yang hadir saat ini. Bukan. Bukan aku ingin mengalami kesepian lagi setelah bersamamu, tapi saat itu akan aku rasakan kesepian yang terakhir karena bersamamu akan aku sambut hiruk pikuk dunia.

Akankah datang masa itu? Masa dimana mimpi memiliki dua pemilik.

Friday, 11 October 2013

Mimpi

Bukankah orang yang paling bahagia adalah orang yang bisa nerima?
Iya. Nerima tanpa komplain sedikit pun. Tentang apa yang ndak bisa dicapai.
Nerima setelah berletih-letih usaha. Setelah apa yang diusahain ndak mungkin lagi bisa tercapai.

Dan bukankah hidup akan bahagia kalo masing-masing dari kita bisa nerima. Termasuk nerima mimpi yang ndak tercapai.

Ini ceritaku tentang mimpi.

Dulu bahkan sampai sekarang pendapatku masih tetap sama. Hidup akan hambar tanpa mimpi. Makanya aku dulu pernah punya banyak mimpi dengan satu orang. Waktu berhenti di tengah jalan, yang perlu aku lakuin cuma nerima, tanpa komplain.

Bukankah mimpi harus indah? Yang kadang ndak indah itu kenyataan. Tapi balik lagi gimana sikap masing-masing dari kita. Ada hal indah dibalik hal yang ndak indah. Semua hal memiliki keindahannya masing-masing.

Kayak waktu aku punya balon yang tetiba pecah. Aku ndak nangis. Karena hari berikutnya Mamah beliin aku bola. Bola yang lebih kuat dari balon. Yang kena panas dia semakin keras. Ndak pecah kayak balon. Yang bisa nemenin aku mainan lebih lama sampai aku dewasa. Sampai aku mati rasa sama kesenanganku ke bola. Bahkan sampai aku bosen.

Bosen yang beda tipis sama kesukaan yang terlampau besar.

Aku ndak pernah tau apa yang terjadi besok tapi seendaknya aku punya mimpi yang bikin aku yakin kalo besok aku masih ada. Masih bisa seendaknya buat nemenin kamu biar ndak sendirian lagi.

Ada lebah di setiap pohon palem di sekolah. Mereka nyari nektar.

Wednesday, 9 October 2013

Time

Waktu. Bagi atlet renang, motoGP, F1 adalah sebuah hal yang sangat berharga. Tertinggal 1, 2 detik saja bisa mengubah posisi mereka dari seorang jawara menjadi runner-up. Bisa mengubah mereka dari pemenang menjadi pecundang.

Waktu. Menjadi sangat lama untuk para siswa kelas tiga SMP atau SMA saat mereka menunggu hasil pengumuman UN. Waktu bahkan menjadi hal yang sangat mereka harapkan untuk cepat berlalu sehingga mereka bisa mengetahui apakah mereka lulus atau tidak. Waktu bagi mereka adalah siput yang bergerak lama dan ingin segera ditinggalkan.

Waktu adalah sebuah himpunan detik, menit, jam yang saling berkorelasi menjadi sebuah acuan yang kita sendiri kadang terbelenggu olehnya. Manjadikan kita seorang yang produktif atau pun pemalas. Waktu. Dibandingkan menjadi siswa SMP SMA yang menunggu pengumuman UN, aku lebih ingin menggunakan waktu seperti halnya atlet balap. Dimana setiap detik sangatlah berharga.

Dan cinta adalah tentang bagaimana kamu memberikan hal yang paling berharga dalam hidup kamu.

Something that you need to do for someone who you love is giving your time, cause you give something that you'll never get back.

And for someone who give you his/her time, don't let him/her go away from your life. You won't find the same.

Friday, 4 October 2013

Slide

Bolos. Lagi-lagi bolos. Gaya bolosnya pakai surat yang ditandatanganin Dekan. Waktu dikasih ke dosen sama Koordinator PPL mereka iya iya aja. Katanya cepet bailk. Keburu ada ujian. Aku bilang iya.

Di sini dingin. Tapi ndak sedingin Bogor waktu zaman aku SMP. Dulu aku ke Bogor. Ke Kebun Raya Bogor. Aku juga ke Jakarta. Di sana panas. Waktu di Malang banyak cacing. Surabaya airnya kecemar logam. UBL biasa aja, tapi asik ketemu banyak temen-temen yang sebelumnya udah saling kenal. Di UNNES di asrama. Naik sepeda keliling UNNES.

Aku juga masih inget di Changi di luar boarding room sama sekali ndak ada mushola. Kalo air minum gratis ada. Sedang di Kemuning aku pasti bangun kesiangan. Di  pantai, gunung, sungai. Ahh perjalanan.

Kalaupun aku harus berbelok dari cita-cita, bahkan aku sampai sekarang belum tau cita-citaku apa. Yang aku tahu ndak ada hal yang sia-sia. Ndak ada kebetulan yang bener-bener kebetulan. Everything happen for a reason

Semuanya kayak slide-slide PPT yang bisa diganti sekehendakNya atau kadang dimode otomatis. Aku sampai sekarang ndak tau slide apa yang bakalan ada setelah Dia selesae nampilin satu slide ini.

Dia iya Dia yang banyak orang bilang harus kita cari. Aku bisa aja bilang ‘Udah!’ tiba-tiba hibernate. Tapi apa cukup dengan itu? Slide PPT harus selesae untuk jadi presentasi yang keren. Nimbulin decak kagum. Tapi lagi-lagi apa itu yang dicari? Decak kagum tepuk tangan. Semuanya sementara atau bahkan klise. Ahh Aku di sini.

Mungkin ada satu dua tiga orang yang bisa. Iya bisa seendaknya untuk hari ini ngasih semangat. Tapi dia bilang jangan pernah gantungin mood ke orang, orang ndak akan pernah sama. Iya dia bilang gitu. Pas satu tahun lalu (mungkin).


Bumi Siliwangi, waktu ribut pengin ikut jamaah malem Jumat di DT.

Thursday, 3 October 2013

Styrofoam

Tadi malem aku beli styrofoam. Warna gradasi. Aku beli buat bikin alat peraga presentasi. Susah nyarinya karena udah malem. Jam sembilan. Kalo aku nginep di kosanku jam sembilan itu udah jam malam. Biasanya pintu udah dikunci, tapi malem ini aku nginep di kos temen. Yang lebih deket stasiun. Walaupun deket stasiun di sini ndak bisa denger suara kereta api. Apalagi suara pesawat. Beda sama kosanku. Di sini aku cuma denger kipas angin yang lagi muter. Aku kedinginan. Tapi temenku kepanasan. Jadi aku biarin kipas angin nyala.

Styrofoam yang aku beli bagus. Sebelum kedenger suara 'kreeeeeeeeek' waktu motor mau berhenti semua masih baik-baik aja. Belum patah. Masih bener. Aku salah cara bawanya. Harusnya ndak aku tenteng. Harusnya aku dekep. Bener-bener aku dekep. Styrofoam ringkih. 

Dulu aku juga pernah beli styrofoam. Tapi ndak gradasi warna. Cuma satu warna. Ada pink sama biru. Aku pakai buat alat peraga juga. Yang biru aku pake buat lomba AAI waktu semester awal di kampus. Aku bikin tulisan-tulisan sama temen-temen halaqah.

Waktu itu aku beli styrofoam sendiri. Ndak ada temen. Buru-buru soalnya. Hari Minggu pagi. Gegara Minggu jadi aku lewat depan kampus. Rame ada pasar tumpah. Tapi toh aku tetep ngebut karena lombanya udah mau mulai. Walaupun aku ngebut styrofoam ndak patah. Aku bener naruhnya.

Tapi tadi malem oh ndak beberapa hari atau minggu ya? Mungkin beberapa bulan. Aku salah naruh. Iya salah naruh. Tadi malem bebarengan sama suara styrofoam patah. Kedengeran suara patahan yang lain. 

Kamu? Tetep ndak tau apa yang aku tulis.

Aku? Nangis kayak biasanya.

--Mamah pernah bilang kalau ada yang ngasih kebaikan ke kamu, kamu harus bales dengan kebaikan pula.--

Dan Aku lagi di sana di titik itu. Kayak gambling. Ndak ada yang tau dan bener-bener tahu apa yang sebenernya ada. Di sini. Aku bisa tahu. Iya cuma bisa tahu tanpa bisa hadir sepenuhnya. 

Karena kamu ndak pengin aku bener-bener ada.

Tuesday, 1 October 2013

Everything has changed

Belakangan suka dengerin lagu ini. lagunya Taylor Swift sama Ed Sheeran. Mereka masih pacaran ndak sih? Dulu waktu mereka duet lagu ini mereka pacaran kan? #iya terus kenapa? >.<

Belakangan banyak sadar hal-hal berubah. Banyak malah. Aku yang dulunya setiap pagi mau berangkat sekolah nyemir sepatu dulu biar keliatan kece (walaupun tetep ndak kece T.T). Aku yang dulu suka liatin bintang dari halaman depan rumah, nyari rasi bintang. Aku yang dulunya tiap minggu bisa abisin dua sampai tiga komik. Aku yang dulu suka belajar pascal, command prompt, utak-atik bilangan biner. Sekarang semua udah ndak kayak gitu. Udah berubah.

Kemarin baru kemarin aku nyiapin cita-cita. Cita-cita buat aku sendiri. Belum ada pertimbangan macem-macem. Aku yang pengin ini pengin itu. Tapi tetiba hari ini waktu kuliah Pragmatics, seenggaknya ada dua balon cita-cita yang pecah. Nyata banget pecahnya warna merah dan orange. Kayak warna jaketku.

Ada temen yang beberapa hari lalu bilang tentang kemunduran cita-cita di status facebook nya. Temenku waktu Model United Nation. Orang kece emang. Status facebooknya banyak dicomment. Mayoritas ngasih semangat, ngasih motivasi-motivasi ala MTGW XD.

Tapi menurut ku ndak ada kemunduran cita-cita, Yang ada adalah cita-cita lain, cita-cita yang lebih ingin diwujudin. Walaupun ndak ada prestige walaupun ndak ngundang tepuk tangan apalagi decak kagum.

Hingga ketika cita-cita itu tercapai, yang ada hanya bisikan dari satu orang yang untuknya kita rela mengubah cita-cita itu. Orang yang ada. Seendaknya untuk hari ini.


Dan ini adalah tentang aku yang udah berubah. Aku yang lebih suka pakai jaket warna orange.